Berita Jember
Capaian ODF Rendah, 132.567 KK di Jember Belum Memiliki Jamban
Anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengungkapkan angka ODF di Jember masih rendah. Terdapat 132.567 Kepala Keluarga belum memiliki jamban.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Komisi D DPRD Jember menggelar rapat dengar pendapat soal rendah Open Defecation Free (ODF) alias stop buang air besar sembarangan, Selasa (31/1/2023)
Dalam kegiatan tersebut, komisi D mengundang dinas kesehatan, dinas sosial dan dinas pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana.
Anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengungkapkan angka ODF di Jember masih rendah. Terdapat 132.567 Kepala Keluarga belum memiliki jamban.
"Ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan. Makanya kami minta dinkes mengalokasikan anggaran, tidak menunggu dinas lain bergerak," ujarnya.
Menurutnya, banyaknya warga buang air besar sembarangan bekal berdampak pada lingkungan dan kesehatan.
"Dampaknya sangat banyak sekali, termasuk stunting dan lain sebagainya," Ardi.
Ardi mengakui pembangunan jamban selama ini hanya dilakukan melalui dinas perumahan rakyat kawasan pemukiman dan cipta karya saja. Padahal itu saja masih belum cukup.
"Makanya kami tadi menekan kepada dinas kesehatan, sebisa mungkin mengalokasikan anggaran sendiri," katanya.
Soal ODF, lanjut Ardi, dinkes memiliki anggaran sekira Rp 200 juta. Tetapi anggaran tersebut bukan untuk pembangunan jamban, melainkan untuk sosialisasi dan edukasi.
"Masyarakat tidak butuh edukasi sebenarnya, tetapi yang dibutuhkan adalah aksi. Bagaimana ada langkah kongkret untuk membangun jamban atau mandi cuci kakus baru," tutur legislator Fraksi Gerindra.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinkes Jember Koeshar Yudyarto mengatakan, telah berkoordinasi dengan musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) yang angka ODF-nya rendah untuk mengatasi hal tersebut.
"Kami siapkan data datanya untuk mereka, supaya terjun langsung ke masyarakat untuk lakukan penelitian, apakah karena faktor ekonomi atau karena kebiasaan masyarakat BAB sembarangan,"tanggapnya.
Kushar menilai, Muspika dan Pemerintah Desa lebih paham cara menghadapi masyarakatnya. Sehingga mereka paham strategi untuk menuntaskan ODF di wilayahnya masing-masing.
"Jika karena faktor ekonomi, mereka bisa galang dana untuk buat jamban yang sehat. Kalau karena faktor perilaku, mereka bisa melakukan penyuluhan, sehingga target 2024 Jember sudah 100 persen ODF," paparnya.
Sekadar informasi, Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur yang dirilis terakhir 31 Desember 2022 lalu menempatkan Kabupaten Jember di posisi pertama dengan capaian ODF paling kecil, hanya 24,2 persen.
(TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi)
Warga Grand Permata Indah Jember Protes RTH Tak Kunjung Dibangun |
![]() |
---|
Rusak Pembatas Jembatan Demi Truk Sound Horeg Bisa Lewat |
![]() |
---|
Akhirnya Penerbangan Perdana Fly Jaya Jember–Jakarta Dimulai |
![]() |
---|
Sepasang Mahasiswa Universitas Jember Berbuat Asusila di Kampus, Jalani Sidang Tim Etik |
![]() |
---|
Dua Mahasiswa Diduga Berbuat Asusila di Universitas Jember, Viral di Media Sosial |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.