Berita Viral
Viral Voice Note Detik-detik Korban Dukun Pengganda Uang Meninggal, Kirim Pesan untuk Sang Anak
Beredar viral rekaman suara atau voice note detik-detik korban dukun pengganda uang Slamet Tohari atau Mbah Slamet di Banjarnegara meninggal dunia.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Baru-baru viral di media sosial rekaman suara atau voice note detik-detik korban dukun pengganda uang Slamet Tohari atau Mbah Slamet di Banjarnegara meninggal dunia.
Voice note yang viral tersebut diketahui datang dari Paryanto (53), warga Sukabumi, salah satu korban, Mbah Slamet, sosok dukun pengganda uang di Banjarnegara.
Dalam voice note tersebut, Paryanto mengirimkan pesan kepada anaknya bahwa dirinya merasa aneh setelah meminum minuman dari Mbah Slamet.
Pesan dalam voice note tersebut kemudian viral di media sosial.
Baca juga: BREAKING NEWS : 85 Persen Tiket Perjalanan Lebaran KA di Daop 9 Jember Sudah Terjual
Diketahui juga, dari Paryanto inilah yang membuat kasus dukun pengganda uang di Banjarnegara terungkap.
Paryanto tiba di rumah Mbah Slamet pada 23 Maret 2023 seorang diri.
Ia datang untuk menagih uang Rp 70 juta yang sebelumnya ia serahkan ke Mbah Slamet.
Paryanto sempat mengirim pesan WhatsApp pada anaknya.
"Ini di rumahnya Pak Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek. Misal ayah tidak ada kabar sampai hari Minggu, datang langsung ke lokasi bersama aparat," tulis pesan Paryanto.
Keesokan harinya, ternyata korban tak bisa dihubungi karena ponselnya tak aktif.
Berbekal keterangan anak korban yang pernah bertandang ke rumah dukun pengganda uang, polisi lantas mendatangi rumah Mbah Slamet.
Polisi meringkus Mbah Slamet di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Tak hanya pesan tulisan, Paryanto juga ternyata sempat mengirim voice note.
"Kalau dishare loc, ini rumah orang tuanya atau rumahnya juga sama lah. takutnya kenapa-kenapa ayahnya gitu loh. lokasinya ini dimana. ini lokasi di ruahnya dia gitu loh. Masih satu rumah. satu kampung. Sekitar 100 meter dari rumahnya dia. sama saja, namanya kampung slamet," kata Paryanto dengan suara lirih.
Ia mewanti-wanti sang anak bila terjadi sesuatu dengannya.
"Kayanya sih waspada aja. ya dia sih pernah ngasih ayah 100 lebih, cuma ini buat waspada aja, takutnya namanya ayah kan gak punya temen, ga punya asisten, gak punya ajudan, gak punya rekan-rekan yang ayah percaya lagi, makanya ayah agak sedikit ngeri gitu loh," katanya di voice note.
Korban merasa takut setelah mengalami sebuah kejadian di hutan.
Terlebih ia merasa aneh dan janggal setelah mendapat minuman dari Mbah Slamet.
"Apalagi tadi di hutan ayah gak sadar, ayah ngantuk mulu abis minum Pocari Sweat, tidur lagi tidur lagi, sampai ayah lagi bersila nih sambil nunggu eh kepalanya langsung tidur di bawah, kan aneh," kata Paryanto.
Ia bahkan merasa seperti mabuk setelah minum.
"Kaya orang mabuk. bener kaya orang mabuk ayah ngomong sendiri kaya orang gila. yaudah yah, semoga selamet sampai tujuan dan sukses," katanya.
Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan Mbah Slamet mengeksekusi korban pada malam hari di kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Untuk menuju lokasi harus melewati jalan desa sekitar 500 meter, lewat jalan berbatu dan kebun kol.
"Dari rumah biasanya pakai kendaraan atau menyewa dalam rangka ritual menggandakan uang sehingga korban mau," kata Hendri.
Sesampainya di lokasi, tersangka memberikan minuman ringan yang telah dicampur potas kepada korban.
Setelah memastikan korbannya tewas, kata Hendri, tersangka menggali tanah untuk menguburkan korban.
"Pada saat datang, lubang belum disiapkan. Ketika korban sudah meninggal baru digali," ujar Hendri.
Mbah Slamet mengatakan, biasanya berangkat menuju lokasi eksekusi yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya bersama korban pada sore hari.
"Berangkat biasanya pukul 16.00 WIB. Ritual sekitar satu jam, cuma ngobrol di sini. Setelah agak malam baru disuruh minum (yang telah dicampur potas)," kata Slamet.
Menurut Slamet, korban akan tewas hanya dalam waktu lima menit setelah meminum cairan yang diberikan.
"Kalau sudah betul-betul mati baru dikubur. Kalau belum mati enggak berani ngubur," kata Mbah Slamet.
Selain dicampur potasium, cairan juga dicampur dengan obat penenang.
Saking cepatnya reaksi campuran minuman itu, Slamet, menyebutnya sebagai cairan ajaib.
"Potas memang ajaib sekali," kata Mbah Slamet.
Jenazah Paryanto dimakamkan di TPU Kebonjati, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kronologi Terungkapnya Pembunuhan Berantai
Kasus seorang dukun pengganda uang yakni Tohari (45) alias Mbah Slamet tengah menjadi perhatian publik.
Mbah Slamet merupakan warga di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Diketahui dukun tersebut menghabisi 12 nyawa orang dan mengubur jenazah mereka di jalan setapak menuju hutan sekitar rumah pelaku.
Beberapa jenazah ditemukan terkubur dalam satu lubang.
Ada beberapa jenazah korban yang sulit teridentifikasi, sebab aksi bejat dukun tersebut sudah dilakukan sejak 2020.
Berikut kronologi terungkapnya pembunuhan berantai Mbah Slamet yang dirangkum Tribunnews.com:
- Juli 2022
Dikutip dari TribunJateng.com, pada Juli 2022, salah satu korban berinsial PO dan anaknya, GE, diajak bersama dengan ayahnya bertemu dengan dukun tersebut di Wonosobo.
Maksud kedatangan tersebut untuk bertemu dengan Mbah Slamet dukun pengganda uang yang dimaksud.
Ketika sampai di Wonosobo pelaku Mbah Slamet mengajak korban ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.
Di rumahnya itu korban menginginkan adanya tujuan penggandaan uang.
Selepas itu korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi.
- Maret 2023
- Senin, 20 Maret 2023: PO datang lagi dari Sukabumi ke Banjarnegara, namun tak ditemani anaknya.
- Kamis, 23 Maret 2023: Korban sampai di tujuan.
Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan mengirim sebuah pesan WhatsApp.
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," kata SL dalam kiriman pesan singkatnya kepada korban.
- Jumat, 24 Maret 2023: Komunikasi sudah tak terhubung dan hp milik korban sudah tidak aktif.
- Senin, 27 Maret 2023: Anak dari korban PO, yaitu GE melapor kepada kepolisian akan kehilangan ayahnya.
- Sabtu, 1 April 2023: Setelah dilakukan pegembangan oleh pihak kepolisian akhirnya jasad berhasil dievakuasi.
April 2023

- Senin, 3 April 2023: Sebanyak sembilan jenazah korban pembunuhan dukun pengganda uang ditemukan.
Para korban ditemukan terkubur di sebuah kebun Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sembilan korban tersebut kemudian dikuburkan dalam 3 lubang.
"Kita menerima pemakaman di sini untuk kesembilan jenazah tersebut karena memang kita yang ketempatan," Kades Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Mahbudiono, Selasa (4/4/2023), dikutip dari TribunJateng.com.
2 Korban Ditemukan di Evakuasi ke Tiga
- Selasa, 4 April 2023: Dua korban tewas ditemukan lagi di kasus pembunuhan dukun pengganda uang ini.
Kini total korban bertambah menjadi 12 orang.
"Sudah tiga hari evakuasi, hari pertama kami menemukan satu mayat. Hari kedua, sembilan mayat. Dan, hari ketiga, hari ini, dua mayat."
"Saya pastikan, hari ini, totalnya 12 mayat," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto, Selasa (4/3/2023) dikutip dari TribunBanyumas.com.
Saat dihadirkan di lokasi penggalian jenazah, Tohari tidak dapat menjawab identitas para korban di setiap lubang.
Tohari hanya bisa menjawab ada dua orang korban, atas nama Irsyad dan istrinya.
Diajak Ritual

Cara bejat Tohari menghabisi nyawa yakni dengan dalih mengajak korban melakukan sebuah ritual di lahan pertanian milik pelaku.
Menurut pengakuan dari Tohari, korban diajak ke lokasi pukul 16.00 WIB.
Namun ritual tersebut baru dimulai malam hari, yakni pukul 19.30 WIB.
Pelaku mengatakan, ritual tersebut dilakukan kurang lebih selama satu jam.
Pernyataan tersebut disampaikan Tohari saat dihadirkan di lokasi pembunuhan dan penguburan para korban, Selasa (4/3/2023).
"Kalau kemalaman, takut. Jadi, berangkatnya agak siangan."
"Prosesi ritual sekitar satu jam. Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," tutur Tohari, dikutip dari TribunBanyumas.com.
Diberi Minuman Beracun

Pada saat ritual tersebut lah Tohari melancarkan aksinya dengan memberikan minuman yang dicampur potasium dan obat penenang.
Setelah menegak minuman tersebut, kata Tohari, korban kemudian tak bisa berbuat apapun.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," ujarnya.
Menurutnya, potasium dan obat penenang yang dicampurkan ke minuman sangat ampuh mematikan korbannya.
Bahkan, korban tidak berteriak setelah meminum air yang diberikannya.
"Jadi, korban dikubur setelah betul-betul mati. Kalau belum, ya tidak bisa dikubur," akunya.
Tohari mengaku mengajak para korbannya ke lokasi menggunakan kendaraan miliknya.
Hal tersebut dilakukan lantaran Tohari ingin menghilangkan jejak.
"Jadi, ke tempat saya naik bus. Kalau korban bawa kendaraan, tidak berani, akan ketahuan," katanya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Berita Viral
Dukun Pengganda Uang
Banjarnegara
Mbah Slamet
Paryanto
Slamet Tohari
TribunJatimTimur.com
Luky Setiyawan
Polres Probolinggo Fasilitasi Penjemputan Nenek Nortaji, Anak Janji Merawat |
![]() |
---|
Nenek Nortaji Bertemu Tiga Anak Kandunya di Panti Jompo Malang |
![]() |
---|
Viral Video Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo, Pemerintah Desa Buka Suara |
![]() |
---|
Anak Diduga Telantarkan Ibu di Probolinggo, Sebut Enggan Merawat |
![]() |
---|
Toko Miras di Malang yang Dipromosikan King Abdi Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.