Tahanan Polres Tanjung Perak Meninggal, Empat Polisi Diperiksa dan 13 Orang Jadi Tersangka

"Lukanya di kepala, di belakang ada 3 (memar), lebam-lebam di lengan. Total banyak, gak ngitung, kayaknya kurang lebih 10 luka. Luka di kepala, bukan luka peluru, tapi kayak benda tumpul, kayak bocor, iya (luka bundar) keluar darah segar," ujarnya di Mapolda Jatim, Jumat (28/4/2023) malam. 

Dirinya mendapat kabar mengagetkan itu pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. 

Saat itu, suaminya dikabarkan sakit hingga harus menjalani perawatan di RS PHC Surabaya, sehingga diminta oleh beberapa orang petugas kepolisian untuk segera mendatangi rumah sakit. 

Namun, di tengah perjalanan ternyata suaminya  telah dikabarkan meninggal dunia, pukul 07.30, sehingga Sitiyah terpaksa membawa jenazah suaminya ke rumah duka

Baca juga: Satpol PP Antar Gerobak yang Berada di Luar Pujasera Alun-Alun Kota Probolinggo ke Rumah Pemiliknya

Lantaran merasa janggal. Sitiyah dibantu sejumlah kerabatnya, membuka dan memeriksa kondisi jenazah sang suami. Dan didapati sejumlah luka-luka janggal, hingga membuat dirinya berkeinginan mencari keadilan. 

Polisi sempat menyatakan korban meninggal karena asma.

Dari sejumlah temuan luka tersebut, Sitiyah menduga, suaminya tewas bukan karena sakit asma sebagaimana informasi awal yang sempat disampaikan oleh pihak kepolisian kepada dirinya. Melainkan, karena menjadi korban penganiayaan, hingga kehilangan nyawa. 

"(Dugaan aniaya) iya, karena lebam lebam dan luka," katanya. 

Padahal setahu dirinya, sang suami tidak memiliki riwayat penyakit asma atau penyakit bawaan apapun.

"Tidak punya riwayat asma. Enggak pernah," ungkapnya. 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Luhur Pambudi/TribunJatimTimur.com)