Berita Surabaya

Rumah Sakit Terapung Unair Kembali Berlayar, Jalani Misi Turunkan Stunting di Wilayah Kepulauan

Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) yang merupakan bagian dari Universitas Airlangga (Unair), memulai pengabdian masyarakat kepulauan.

Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Mohammad Zaenal Arif
Tim RS Terapung Unair saat di Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Surabaya - Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) yang merupakan bagian dari Universitas Airlangga (Unair), memulai pengabdian masyarakat kepulauan di Tanah Air.

Destinasi pertama yang menjadi fokus pelayanan kesehatan mereka adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Pengabdian ini akan berlangsung hingga tanggal 6 Desember 2023.

Dr. Agus Harianto Sp.B(K), Direktur RSTKA Ksatria Airlangga, menjelaskan beberapa kegiatan yang akan dilakukan dalam pelayanan tersebut.

Di antaranya skrining kasus penyakit jantung bawaan (PJB), upaya pencegahan dan eliminasi stunting, penurunan angka kematian ibu dan bayi, kegiatan community development, dan pelayanan kesehatan rujukan sesuai permintaan.

Baca juga: PAN Jember Klaim 70 Persen Bacaleg dari Kaum Milenial

"Meskipun operasi terkait penyakit jantung bawaan saat ini sudah canggih, namun belum tentu masyarakat kepulauan sudah dapat menikmatinya. Oleh karena itu, misi kami adalah memastikan bahwa masyarakat kepulauan juga dapat memperoleh manfaat dari operasi-operasi tersebut, karena setiap orang di pulau tersebut sangat berharga," ujar Dr. Agus Harianto, Jumat (12/5/2023).

"Mengapa kami juga fokus pada stunting? Karena hal ini berhubungan dengan generasi bangsa. Ini merupakan salah satu upaya kami untuk membantu menyelesaikan masalah stunting,” tambahnya.

NTT dan NTB dipilih sebagai wilayah pengabdian RSTKA bukan tanpa alasan, Dr. Agus menyebut kedua daerah tersebut memiliki angka stunting yang cukup tinggi.

Menghadapi kondisi seperti itu, dalam pelayarannya kali ini RSTKA membawa 17 tenaga medis yang terdiri dari 7 dokter umum, 1 dokter spesialis, dan 6 dokter level chief. Para dokter ini baru saja menyelesaikan pendidikan mereka dan segera akan menjadi spesialis.

Sementara Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG, Subs.F.E.R,  Dekan FK Unair, mengungkapkan tim RSTKA tidak hanya terdiri dari dokter FK Unair, tetapi juga melibatkan beberapa dokter dari FK lain seperti Unisma Malang dan Universitas Sebelas Maret (UNS). Hal ini menunjukkan bahwa perekrutan dokter untuk bergabung dalam misi RSTKA sangat terbuka.

"Ada yang dari Unisma Malang, UNS, kita  open rekrutmen," ujarnya.

Baca juga: Belasan Siswa SDIT Tahfidz Bintangku Kota Probolinggo Keracunan Teh Pucuk Kedaluwarsa

RSTKA berlayar dari pulau ke pulau di Indonesia sejak  2018, dab telah memainkan peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kepulauan.

Setelah berlabuh di suatu pulau, tim dokter RSTKA melakukan pelayanan dasar di darat. Jika ada kasus yang membutuhkan operasi, pasien akan dibawa ke dalam kapal rumah sakit terapung ini. 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Mohamad Zainal Arif/TribunJatimTimur.com)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved