Krisis Air Bersih

BPBD Mojokerto Suplai 443 Tangki ke Tiga Desa Terdampak Krisis Air

BPBD Mojokerto mendistribusikan ratusan tangki air bersih ke tiga desa terdampak krisis air bersih di kabupaten itu

Editor: Sri Wahyunik
Surya/M Romadoni
Dropping air untuk warga terdampak bencana kekeringan krisis air di Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MOJOKERTO - Penanganan tiga desa terdampak krisis air bersih dalam status tanggap darurat bencana kekeringan dan Karhutla di Mojokerto.

Pemda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto telah mengalokasikan sebanyak 443 tangki air untuk menyuplai tiga desa yang terdampak krisis air bersih tersebut.

Ketiga desa yang dilanda kekeringan krisis air bersih adalah Desa Manduro Manggung Gajah, Desa Kunjorowesi Kecamatan Ngoro dan Desa Duyung Kecamatan Trawas.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Djoko Supangkat menjelaskan Sub kegiatan respon cepat darurat bencana yakni menyuplai atau dropping air ke tiga desa terdampak krisis air bersih saat musim kemarau.

"Totalnya ada 443 tangki untuk menyuplai kebutuhan air bersih yang dibagi di tiga desa itu yang mengalami krisis air," jelasnya, Senin (12/6/2023).

Ia menjelaskan kapasitas truk tangki 4.000 liter yang nantinya akan menyuplai kebutuhan air bersih di tiga desa tersebut.

Nantinya pasokan dropping air akan berbeda menyesuaikan kebutuhan dari masing-masing desa yang terdampak krisis air bersih.

"Distribusi bantuan dropping air bersih dibagi tiga desa dengan rincian Desa Kunjorowesi mendapat pasokan dropping air bersih sekitar 179 tangki, Desa Manduro dan Desa Duyung masing-masing 132," ucap Djoko.

Baca juga: Jadi Young Ambassador Agriculture, Juara Jagoan Tani Banyuwangi Kebanjiran Order Hingga Mancanegara


Menurut dia, dari jumlah itu hanya mampu mencukupi kebutuhan air bersih kurang lebih sekitar 45 hari. Diperkirakan alokasi dropping air bersih ke daerah bencana kekeringan habis pada akhir Juli.

Namun jika memang diperlukan untuk memenuhi kekurangan dropping air maka nantinya akan menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) dalam status tanggap darurat bencana.

Diketahui pasokan air bersih ke tiga desa saat ini masih menggunakan anggaran APBD melalui BPBD Kabupaten Mojokerto.

Dampak krisis air bersih di Desa Duyung sekitar 831 jiwa atau 277 KK, Desa Kunjorowesi sekitar 1.635 warga dan Desa Manduro sekitar 2.142 warga. 

"Untuk saat ini masih reguler anggaran dari BPBD tapi kalau memang masih membutuhkan dropping air maka dalam tanggap darurat dapat menggunakan BTT untuk memenuhinya," pungkasnya. 

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Mohammad Romadoni/TribunJatimTimur.com)

 

 

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved