Berita Jember

Pemkab Jember Luput Memprediksi Gagal Penen Petani Tembakau Akibat Hujan Lebat

Prediksi terjadinya El Nino jadi jebakan tersendiri bagi petani tembakau, karena rupanya malah turun hujan di musim kemarau, berdampak pada tembakau

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Kondisi tanaman tembakau di Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Jember layu akibat terendam air setelah dua hari diguyur hujan 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Peringatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal El Nino atau kekeringan gara-gara kemarau panjang, sepertinya, jadi jebakan bagi petani tembakau di Jember .

Mereka harus gagal panen, bahkan kini ribuan hektare tembakau milik petani di Jember selatan pada layu. Karena tergenang air setinggi lutut orang dewasa, gara-gara hujan lebat pada 7-8 Juli 2023 kemarin.

Kasubag Perencanaan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Jember, Rudi Indrawan mengatakan, hujan deras yang membuat gagal panen petani tembakau itu luput dari prediksi pemerintah.

"Jadi dampak banjir di lahan pertanian, itu terjadi tanpa diprediksi dan tidak pernah kami duga sebelumnya. Justru yang dikhawatirkan El Nino kekeringan, bahkan SE bupati itu soal El Nino," ujarnya melalui sambungan telepon, Rabu (12/7/2023).

Menurutnya, saat ini Dinas TPHP Jember sedang melakukan pendataan terhadap petani tembakau yang terdampak gagal penen itu.

"Kami nanti akan siapkan bantuan bibit. Misalkan nanti untuk tanam ulang. Tetapi untuk sektor perkebunan khususnya tembakau akan kami tinjau dulu, tingkat kerugiannya seperti apa," tutur Rudi.

Baca juga: Jelang Liga 1 2023/2024 Pekan Ketiga Bergulir, Arema FC Relakan Kepergian Pemain Muda


Genangan air yang cukup tinggi, lanjut Rudi, berada di daerah Kecamatan Wuluhan Jember. Bahkan surutnya air tersebut juga cukup lama.

"Biasanya di Wuluhan itu tanamnya holtikultura. Tetapi karena tahun kemarin harga tembakau mahal, jadinya petani di Wuluhan banyak tanam tembakau juga. Sehingga mereka memilih tanaman yang lebih menguntungkan, apalagi ditambah adanya prediksi El-Nino itu juga" katanya.

Rudi mengatakan genangan air selama dua hari dua malam kemarin, pasti membuat para petani tembakau gagal panen. Sebab, komoditas itu tidak boleh terkana air lama-lama.

"Karena karakteristik tanaman tembakau kan, tidak boleh digenangi air. Tergenang beberapa jam saja, sudah berdampak negatif khususnya tanaman tembakau," katanya.

Sebelumnya, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jember M Sholeh mengungkapkan lahan yang terdampak banjir sekitar 5.000 hektare di wilayah Kecamatan Ambulu, Wuluhan, Puger dan Gumukmas, akibat hujan deras selama dua hari.

Baca juga: Kabar Buruk Menerpa Persebaya, Top Skorer Liga 1 2023/2024 Terancam Absen Saat Kontra PSIS Semarang


"Untuk tanaman tembakau ada seluas 2.000 hektare yang terdampak. Sementara untuk tanaman holtikultura seperti, kubis, lombok, bawang merah dan melon ada sekitar 3.000 hektaran di empat kecamatan itu," tanggapnya.

Sholeh menilai bencana disektor pangan ini, semakin melengkapi penderitaan para petani. Sebab biasanya mereka kesulitan pupuk. Kini ditambahi gagal panen gara gara cuaca buruk.

"Sehingga diperlukan uluran tangan Pemerintah untuk membantu mereka. Karena petani sekarang menangis betul. Sebab biaya yang mereka keluarkan sangat besar selama bercocok tanam," urainya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved