Berita Viral

Terungkap Sosok Dibalik Video Kulkas Berisi Uang Viral di Medsos, Hasil Jual Buah Muludan

Terungkap sosok dibalik video kulkas berisi uang yang viral di media sosial. Uang tersebut didapat dari hasil jual buah saat muludan.

Editor: Luky Setiyawan
DOK. Viurin Nursery via IG @yogyakarta.keras
Terungkap sosok dibalik video kulkas berisi uang yang viral di media sosial. Uang tersebut didapat dari hasil jual buah saat muludan. 

Buah-buahan dalam Muludan biasa diberikan tepat setelah salat isya ditunaikan.

Seluruh jamaah laki-laki akan keluar dari ruang utama dalam masjid, kemudian berbaris membentuk persegi panjang di jerambah masjid yang luas.

Di tengah-tengah barisan tersebut tersuguh berbagai macam buah-buahan yang ditata memanjang berjajar empat, sepanjang sekitar 15 meter lebih.

Sementara itu, jamaah putri berkumpul dan membentuk lingkaran tersendiri di tempat yang dikhususkan untuk mereka. 

Sebagaimana yang terjadi di jamaah laki-laki, di tengah-tengah lingkaran jamaah putri juga tersuguh aneka buah.

Setelah semua sudah siap, seorang tokoh masyarakat sekaligus sebagai imam di masjid tersebut akan membuka acara.

Dia akan mengutip beberapa hadist Nabi Muhammad yang menceritakan tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dinukil dari kitab Habib Muhammad bin Alwi al Maliki al Makki.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan Mulidud Diba’. 

Kitab yang berisi tentang doa selawat dan salam serta cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan keagungan. 

Acara ditutup dengan doa dan pembagian suguhan (berkat) kepada seluruh umat Islam yang hadir. 

Sebelumnya, suguhan buah-buahan sudah dikumpulkan dan dibagi secara merata, tidak ada saling rebutan, karena masing-masing sudah ditempatkan di wadah yang isinya hampir sama.

Acara Kenduri Muludan tersebut dilakukan di Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada malam peringatan Mualid Nabi Muhammad.

Sedangkan, di beberapa daerah lain di Indonesia, biasanya yang disajikan bukan buah-buahan melainkan makanan berupa nasi dan lauk.

Menurut Husen, salah satu warga Desa Suwayuwo yang menjadi pengurus takmir di Masjid Nailul Falah, suguhan berupa buah-buahan saat Kenduri Muludan sudah terjadi sejak dia masih kecil.

“Saya tidak tahu bagaimana mula-mulanya, tetapi yang jelas sudah sejak dahulu, sejak jamannya kakek saya sudah dilakukan seperti ini,” ujar Husen.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved