Berita Viral
Pensiunan Guru Dihukum Mati, Imbas Kritikan Soal Rencana Pembangunan dari Kerajaan Arab Saudi
Pensiunan guru dihukum mati, imbas kritikan tajam soal rencana pembangunan dari Kerajaan Arab Saudi.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Viral kisah seorang pensiunan guru dihukum mati.
Hal tersebut terjadi imbas kritikan tajam terkait rencana pembangunan untuk Kerajaan Arab Saudi di Twitter, atau X.
Sosok pria pensiunan guru tersebut bernama Mohammed bin Nasser al-Ghamdi.
Dia memiliki latar belakang profesi sebagai pensiunan guru sekolah yang tinggal di Kota Makkah, Arab Saudi.
Baca juga: Kekesalan Mauricio Pochettino Usai Pemain Rp 115 Juta Chelsea Buat Blunder: Tapi Percaya Proses
Dari laporan yang beredar, hukuman yang dijatuhkan pengadilan sejalan dengan upaya Putra Mahkota yang ingin membasmi segala jenis macam pembangkangan di kerajaan.
Sementara itu, kritik yang dilontarkan Nasser al-Ghamdi disebut menyinggung proyek pembangunan besar-besaran Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan kesepakatan diplomatiknya untuk meningkatkan portofolionya secara global.
Maka dari itu, dokumen pengadilan mencatat tuduhan-tuduhan yang dikenakan al-Ghamdi mencakup mengkhianati agama, mengganggu keamanan masyarakat, membuat konspirasi melawan pemerintah, dan menindas kerajaan dan putra mahkota.
“Hukuman mati al-Ghamdi akibat twitnya sangat mengerikan, tetapi hal tersebut sejalan dengan regulasi ketat yang tengah meningkat dari otoritas Saudi,” jelas Kepala Pemantauan dan Advokasi di Kelompok ALQST, Linda Alhathloul, yang berbasis di London.
Kasus serupa sudah pernah terjadi sebelumnya. Seorang mahasiswi doktoral, Salma al-Shehab dijatuhi hukuman penjara selama 34 tahun karena menyebarkan rumor dan membagikan ulang (repost/retweet) unggahan para aktivis lainnya.
Menurut Alhathloul, protes terhadap hukuman penjara untuk kebebasan berbicara, menyuarakan ketidakadilan terhadap Salma al-Shebab masih belum cukup.
Pihak berwenang tampaknya berupaya menggandakan penindasannya melalui kasus terbaru ini.
“Hukuman penjara lama yang dikeluarkan untuk kebebasan berbicara, seperti 27 tahun melawan Salma al-Shebab (tampaknya) masih belum cukup.
Pihak berwenang telah mengambil masalah ini sebagai upaya baru untuk menggandakan penindasan mereka,” tambah Alhathloul.
“Mereka (pihak berwenang) mengirimkan pesan yang jelas dan bersifat mengancam, bahwa tidak ada (satu orang pun) yang aman dan unggahan Anda bahkan bisa membuatmu terbunuh,” imbuhnya.
Tekanan Pada Aktivis
Polres Probolinggo Fasilitasi Penjemputan Nenek Nortaji, Anak Janji Merawat |
![]() |
---|
Nenek Nortaji Bertemu Tiga Anak Kandunya di Panti Jompo Malang |
![]() |
---|
Viral Video Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo, Pemerintah Desa Buka Suara |
![]() |
---|
Anak Diduga Telantarkan Ibu di Probolinggo, Sebut Enggan Merawat |
![]() |
---|
Toko Miras di Malang yang Dipromosikan King Abdi Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.