Kalisat Tempo Dulu
Kalisat Tempo Dulu, Pameran Arsip dari Ribuan Batu Berkisah Jember
Digelar oleh Komunitas Sudut Kalisat ini, memamerkan arsip berupa ribuan aneka batu yang dipajang di Lorstkal Kalisat sejak 7-8 Oktober 2023.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Pemeran Kalisat Tempo Dulu ke-8 kembali digelar di Kampung Lorstkal, Kecamatan Kalisat Jember, Jawa Timur, Minggu (8/10/2023).
Acara yang digelar oleh Komunitas Sudut Kalisat ini, memamerkan arsip berupa ribuan aneka batu yang dipajang di Lorstkal Kalisat sejak 7-8 Oktober 2023.
Ketua panitia Kalisat Tempo Dulu, Hartono, mengatakan pada kegiatan ini juga akan ada diskusi publik yang mengangkat tema batuan berkisah: 'Lekat di Mata, Jauh di Hati' yang menghadirkan tiga Seniman dari Jember dan luar negeri.
"Mereka adalah Ayos Purwoaji (kurator seni), Sari Shibata (seniman Jepang), dan Cak lsnadi (budayawan Jember). Obrolan budaya tersebut mencoba menguraikan topik Kalisat Tempo Dulu secara reflektif," ujarnya.
Baca juga: Viral Momen Unik Kakek di Malang Rekam Presiden Jokowi Pakai Kalkulator, Warganet: Lucu Tapi Kasihan
Menurutnya bebatuan yang dihadirkan dalam pameran ini diperlakukan seperti arsip yang menyimpan kisah dan ingatan.
Karena diyakini batu bisa menyimpan informasi geologis dalam rentang waktu jutaan tahun ke belakang.
"Karna batu bukan sekadar struktur material purba yang siap untuk dikeruk dan di esktraksi kapan saja. Dan kegiatan ini juga di dukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) Stimulan Kegiatan Ekspresi Budaya," kata Hartono.
Ayos Purwoall, Kurator Independen Indonesia menilai, pameran batu berkisah untuk memahami pembentukan paras bumi melalui metode geo- mitologi seperti yang dilakukan kolektif Sudut Kalisat ini merupakan praktik yang menarik.
Baca juga: Viral Sosok Bripda Marcelino, Anggota Brimob Nangis Keluarga Tak Hadir Saat Acara Kelulusan
"Bagi saya ini bentuk menempatkan komunitas masyarakat sebagai sebuah subyek aktif yang berusaha memahami, memaknai dan melindungi situs geologis dengan narasi yang mereka produksi sendiri," katanya.
Ayos menilai keberadaan bebatuan, sangat erat hubungannya dengan kebudayaan masyarakat sekitarannya. Karena batu juga bagian dari situs geologis, yang dapat mengurai perjalanan sejarah.
"Karena keberadaan berbagai situs geologis, memiliki hubungan dengan eksistensi diri kebudayaan yang masyarakat miliki," jlentrehnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.