Berita Jember

Pelajar SMP di Jember Dianiaya Sekolah Lain Usai Pertandingan Bola, Kasus Dibawa ke Jalur Hukum

Pelajar SMP di Jember dianiaya usai laga sepak bola. Kasus dibawa ke polisi, keluarga minta efek jera, kepolisian tempuh mediasi.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
tribunjatimtimur/Imam Nawawi
DIANIAYA: BNF dan Ibunya diperiksa penyidik Polsek Ambulu Jember, Jawa Timur, Senin (29/9/2025) Bocah SMP ini babak belur dipukuli siswa sekolah lain. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Seorang pelajar SMP di Jember berinisial BNF menjalani pemeriksaan di Polsek Ambulu bersama ibunya, Senin (29/9/2025), setelah diduga menjadi korban penganiayaan oleh siswa dari sekolah lain.

BNF, siswa kelas 9 asal Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, mengalami luka di bagian hidung setelah dipukul dan dibanting oleh pelajar berinisial F. Peristiwa itu terjadi di Lapangan Sabrang, Ambulu, Jumat malam (26/9/2025).

Indrawati, ibu korban, menjelaskan perkelahian berawal dari ajakan duel satu lawan satu.

Baca juga: Antisipasi TPPO, Kanim Kelas I Jember Bentuk Desa Binaan Imigrasi di Desa Tempurejo Lumajang

“Saat itu anak saya dibanting, lalu wajahnya terbentur paving dan dipukul. Saya tidak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya usai menjalani pemeriksaan di kepolisian.

Menurut Indrawati, perselisihan tersebut bermula sebulan sebelumnya ketika keduanya bertemu dalam pertandingan sepak bola antar sekolah di Lapangan Gelora Suyitman, Ambulu, yang digelar dalam rangkaian lomba Agustusan.

“Waktu pertandingan bola dia (pelaku) kalah, mungkin merasa panas dan akhirnya terjadi salah paham,” jelasnya.

Baca juga: Kepala Sekolah SD di Jember yang Pukul Siswa Dinonaktifkan, Dua Wali Murid Cabut Laporan Polisi

Beberapa minggu setelahnya, pelaku disebut menantang BNF untuk berkelahi melalui pesan singkat. Pertemuan itu berujung pada perkelahian di Lapangan Sabrang.

Meski kasus ini dipicu oleh pertandingan antar sekolah, Indrawati menegaskan tidak ingin menyeret pihak sekolah karena insiden terjadi di luar lingkungan pendidikan.

“Perkelahian terjadi di lapangan Sabrang, sementara pertandingan bolanya di Gelora Suyitman. Jadi kami anggap ini di luar tanggung jawab sekolah,” tambahnya.

Indrawati memilih melaporkan kasus penganiayaan pelajar SMP di Jember ini ke jalur hukum dengan harapan memberi efek jera.

Baca juga: Ramai Saat Pelajaran Agama, Kepala Sekolah di Jember Pukul 3 Siswa Kini Dilaporkan Polisi

“Kami proses secara hukum supaya ada pembelajaran. Anak saya dan terlapor sebenarnya tidak saling kenal, hanya bertemu saat sparing sepak bola,” ujarnya.

Menanggapi laporan tersebut, Kapolsek Ambulu AKP Solihan Arief mengatakan akan menempuh jalur mediasi terlebih dahulu, mengingat pelapor maupun terlapor masih berstatus anak.

“Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak sekolah. Karena keduanya masih pelajar, langkah awal yang kami ambil adalah mediasi,” katanya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved