Reformasi KONI Kota Pasuruan
Prestasi Semakin Jeblok, Cabor Desak Reformasi Kepengurusan KONI Kota Pasuruan
Kepengurusan KONI Kota Pasuruan akan habis, bulan depan rencananya akan digelar Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot).
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PASURUAN - Secara berturut-turut prestasi atlet binaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Pasuruan dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) semakin merosot.
Alih-alih menorehkan prestasi yang gemilang dalam pesta olahraga dua tahunan ini, cabor binaan KONI justru menghasilkan prestasi yang jeblok.
Tak lama lagi masa kepengurusan KONI Kota Pasuruan akan habis, bulan depan rencananya akan digelar Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot).
Dalam tiga porprov terakhir, KONI Kota Pasuruan gagal membuat gebrakan yang bisa menjadi kebanggaan Kota Pasuruan.
Dalam Porprov 2019, Kota Pasuruan finish di urutan ke 15. Porprov 2022, Kota Pasuruan terlempar jauh di finish dalam urutan ke - 23.
Kota Pasuruan hanya mampu mengoleksi 42 medali yang terdiri dari enam medali emas, 11 medali perak, dan 25 medali perunggu.
Baca juga: MALAM Ini! Link Live RCTI Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Timnas Indonesia Vs Brunei Darussalam
Dalam Porprov 2023 ini, Kota Pasuruan semakin terperosok karena hanya mampu finish di posisi ke - 29. Peringkat ini membuat KONI Kota Pasuruan semakin terpuruk.
Kontingen Kota Pasuruan hanya mampu meraih 6 emas, 12 perak dan 22 perunggu. Padahal, jumlah cabor yang diturunkan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun ini, cabor yang diturunkan dalam pesta olahraga itu ada 42 cabor. Sedangkan, sebelumnya hanya 30 cabor. Harusnya, semakin banyak cabor prestasi meningkat.
Baca juga: Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jember Hingga Sepekan, Nelayan Diminta Waspada
Ketua Persatuan Binaraga Fitnes Indonesia (PBFI) Kota Pasuruan Akhmad Ghozi mengaku hanya bisa mengelus dada jika mencermati prestasi atlet Kota Pasuruan.
“Kami peduli atas prestasi atlet Kota Pasuruan. Setelah kami cermati, semakin tahun, prestasinya bukan meningkat tapi justru merosot,” katanya, Kamis (12/10/2023).
Dia mengatakan, dengan perolehan Porprov kemarin, pihaknya dan sejumlah cabor tidak melihat sebuah peningkatan tapi justru kemunduran prestasi.
“Banyak cabor dibentuk tapi tidak ada prestasinya. Ini buat apa. Seharusnya cabor - cabor yang ada diperkuat agar bisa menorehkan prestasi yang luar biasa,” jelasnya.
Menurutnya, cabor - cabor yang ada ini harusnya dirangkul dan dicukupi kebutuhannya. Bukan justru dikesampingkan karena dianggap bukan orang dekat pengurus KONI.
“Terus buat apa membentuk cabor baru, dapat anggaran tapi prestasinya tidak ada. Sebaiknya, anggaran dimaksimalkan untuk cabor prestasi,” tuturnya.
Misalnya, cabor prestasi digerojok anggaran yang lebih besar untuk bisa menambah dan memompa semangat atlet agar bisa semakin semangat mencetak prestasi.
“Saya curiga, cabor-cabor ini dibentuk hanya untuk menambah voters atau hak suara menjelang pemilihan ketua KONI,” tegas Ghozi, sapaan akrabnya.
Baca juga: Selama Jeda Internasional, Mauricio Pochettino Bisa Manfaatkan Waktu untuk Latih Talenta Chelsea
Dia berharap, pemilihan Ketua KONI dan kepengurusannya ini menjadi momentum kebangkitan dunia olahraga Kota Pasuruan yang tiga kali porprov mati suri prestasinya.
“Jadi, cari ketua yang bisa memimpin organisasi olahraga ini. Minimal, ketua dan pengurusnya ini paham tentang olahraga prestasi,” urainya.
Dia berharap, Ketua KONI dan pengurus baru nantinya diisi oleh orang - orang yang paham tentang bagaimana caranya mencetak prestasi atlet.
Minimal, kata dia, Ketua KONI itu harus Ketua Cabor yang cabornya pernah mencetak prestasi. Jadi, sudah tahu seluk beluknya untuk menorehkan prestasi.
“Ada outputnya. Ada anggaran yang dikucurkan untuk cabor dan bisa dipertanggungjawabkan melalui prestasi yang ditorehkan,” ungkapnya.
“Semoga ini menjadi kajian bersama. Harusnya KONI bisa fair, cabor yang ada prestasinya harus diakui, dan dibina dengan baik,” sambungnya.
Ghozi tidak yakin jika Ketua KONI sekarang terpilih lagi dunia olahraga Kota Pasuuan bisa lebih maju dan lebih baik. Ia pesimis dengan hal itu.
“Karena ketua koni sama sekali tidak punya background dalam mencetak prestasi atlet yang bisa membawa nama baik kota pasuruan,” tegasnya.
Franky, pelatih Mixed Martial Arts (MMA) mengaku sebelum rapat kerja (raker) beberapa waktu lalu, pihaknya sudah berkomunikasi dengan KONI Kota Pasuruan.
“Kami ada atlet yang beprestasi, juara 1 juga. Harapan kami, cabor ini diakui, tapi tidak mendapatkan respon yang baik,” tutupnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Galih Lintartika/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.