Pengendalian Inflasi Lumajang
Inflasi di Lumajang Rendah, Pj Bupati: Kami Terus Bergerak Tekan Gejolak Harga Bahan Pangan
Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengklaim tingkatan inflasi di wilayahnya masih tergolong rendah, sejumlah langkah dilakukan untuk pengendalian
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, LUMAJANG - Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengklaim tingkatan inflasi di wilayahnya masih tergolong rendah. Informasi tersebut ia dapatkan saat berdiskusi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Timur.
"Hingga saat ini di Lumajang memang untuk angka inflasinya tidak tinggi ya. Kita masih di tataran yang rendah. Jadi pada kisaran 0,112 inflasi kita," terang Indah ketika dikonfirmasi, Minggu (22/10/2023.
Hasil analisa Pemkab Lumajang bersama TPID, fluktuasi harga telur di pasaran turut mempengaruhi ritme inflasi. Sebagai solusi, Indah menegaskan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk menekan inflasi dengan menggelar pasar murah.
"Salah satu yang disorot memang mengenai permasalahan harga telur. Jadi sebenarnya kami pun sebelum ini juga sudah bergerak," tutur wanita yang pernah menjabat Kepala BKD Provinsi Jawa Timur tersebut.
Selain harga telur, Indah juga memerintahkan instansi terkait di Pemkab Lumajang juga terus mengamati pergerakan harga beras. Indah mengaku telah menyerukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lumajang bekerjasama dengan Bulog dan PG Djatiroto agar rutin menggelar pasar murah untuk menekan inflasi.
Sementara itu, upaya menekan inflasi di Lumajang juga dilakukan di sektor pertanian.
Terbaru, 3,5 ton benih bawang merah telah ditanam di lahan seluas 3,5 hektar di Desa Sukosari, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Baca juga: Satu Dekade "Banyuwangi Batik Festival", Bukti Konsistensi Pengembangan Ekosistem Batik Banyuwangi
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, Hendra Suwandaru mengatakan penanaman ribuan benih bawang merah tersebut menggunakan bantuan dari Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCT).
"Bawang yang ditanam berjenis biru lancur. Selain benih, kami juga memberikan fungisida 15 kilogram, pupuk vertila sebanyak 2 ton untuk 10 petani di desa tersebut," ujar Hendra.
Kata Hendra, tanaman bawang merah dipilih untuk mencegah inflasi. Menurutnya, harga bawang merah cenderung stabil di kisaran Rp 15 ribu per kilogram dari petani.
Hendra optimis Kabupaten Lumajang lambat laun akan menjadi sentra penghasil bawang merah di Jawa Timur. Dirinya melihat kontur tanah dan iklim di Lumajang begitu mendukung untuk menanam bawang merah.
"Untuk meningkatkan nilai jual juga kami mengedukasi petani agar menjual produk olahan bawang merah seperti bawang goreng. Ini yang akan menambah nilai jual bawang merah kedepan," tutupnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.