16HAKTP
Etalase ini Jadi Potret Cerita Penyintas Kekerasan Seksual dalam Peringatan HAKTP 2023 di Jember
Etalase pakaian penyintas tindak kekerasan seksual dipajang di Gedung Juang 45 Jalan Bengawan Solo Kabupaten Jember, Jawa Timur
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
Aab mengatakan bahwa, seluruh pakaian yang ditampilkan dalam etalase itu bukan baju asli milik penyintas kekerasan seksual. Katanya, barang ini hanya sebatas ilustrasi saja.
"Baju baju itu dari teman teman Peace Leader Indonesia yang merupakan bagian dari koalisi organisasi kegiatan ini," ungkap Founder Gentari Jember.
Hal itu sengaja dilakukan sebab, lanjut dia, dalam catatan Unit Pelayanan Teknis Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Jember Tahun 2022 terdapat 54 kasus kekerasan.
"Yang menimpa anak kecil dan perempuan dewasa. Dan terdiri dari beberapa kategori, ada korban KDRT, kekerasan seksual baik secara fisik maupun verbal. Bahkan kasus tersebut juga lebih banyak, khususnya dalam media sosial," ungkap Aab.
Kabar terbaru yang menghebohkan pemberitaan nasional tahun 2023. Aab mengungkapkan, berupa kasus pencabulan terhadap ustazah sebuah ponpes pesantren di Kabupaten Jember.
"Kasus yang paling menonjol, berupa pelecehan seksual yang dilakukan kiai dan itu sangat menggemparkan," urainya.
Pada kegiatan ini, kata Aab juga dilakukan diskusi yang dilakukan diskusi terbuka bersama tiga elemen organisasi mahasiswa ekstra kampus di Jember.
"Tiga organisasi mahasiswa adalah PMII, GMNI dan HMI. Serta diskusi bedah film dari Migrant Care," paparnya.
Kegiatan ini, kata dia, serangkaian dari kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan sejak 25 November hingga 10 Desember, yang didukung penuh oleh Komnas Perempuan.
"Target besarnya itu, bagaimana seluruh komunitas dan lembaga bersama membangun dalam mengadvokasi kasus tersebut," ulasnya.
Sementara itu, Ketua Peace Leader Indonesia, Redy Saputro mengatakan baju yang dipamerkan, merupakan sumbangan dari donatur yang fokus pada isu kekerasan terhadap anak dan perempuan.
"Khususnya lembaga yang fokus terhadap isu kesetaraan hak perempuan dan anak," katanya.
Redy mengungkapkan bahwa, melalui etalase ini, masyarakat bisa tercerahkan dan sadar. Kalau pelecehan seksual terjadi dimana saja, baik di area terbuka atau ruang privat.
"Dan pelaku kekerasan seksual itu, bukan hanya menyasar wanita dan anak anak. Tetapi juga kelompok rentan khusunya penyandang disabilitas," urai Redy.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.