Berita Viral

VIRAL Momen Toleransi Beragama di NTT, Ibu-ibu Lantunkan Kasidah untuk Sambut Pastor Katolik

Viral di media sosial momen toleransi beragama di NTT. Sejumlah ibu-ibu melantunkan kasidah untuk menyambut pastor Katolik.

Editor: Luky Setiyawan
TRIBUNFLORES.COM/HO-akun IG TENTANG NTT
Viral di media sosial momen toleransi beragama di NTT. Sejumlah ibu-ibu melantunkan kasidah untuk menyambut pastor Katolik. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Baru-baru ini viral di media sosial momen toleransi beragama di Nusa Tenggara Timur atau NTT.

Tampak ibu-ibu melantunkan kasidah untuk menyambut pastor Katolik.

Momen toleransi beragama di NTT itu viral usai dibagikan oleh akun Instagram Tentang NTT.

Video itu membuktikan bahwa toleransi kehidupan beragama di NTT benar-benar sangat dijunjung tinggi.

Baca juga: VIRAL Momen Sekuriti Basarnas Ditikam Teman 32 Kali Saat Santai Main Gitar, Pelaku Langsung Kabur

Unggahan @Tentang NTT memperlihatkan sekelompok umat Muslim sedang menjemput seorang imam atau pastor Katolik.

@Tentang NTT dalam keterangannya menulis "Kasidah dari Umat Muslim menyambut pastor di Flores NTT". Demikian dilansir pada 23 Desember 2023 via TribunFlores ( grup TribunJatim.com ).

Terlihat dalam video itu seorang pastor berjubah putih diarak dengan berjalan kaki, lalu dari arah berlawanan ada rombongan umat Muslim yang didominasi ibu-ibu menjemput sang imam sambil melantunkan Kasidah.

Senyum tampak di wajahnya.

Kasidah adalah bentuk syair epik kesusastraan Arab yang dinyanyikan. Penyanyi menyanyikan lirik berisi puji-pujian untuk kaum Muslim.

Kasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam, di mana lagu-lagunya banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam.

Tak hanya menyanyikan kasidah rombongan, dalam video itu, ibu-ibu tersebut nampak benyanyi sambil memukul rebana.

Mereka juga menari-nari menyambut sang pastor.

Sementara itu beberapa umat Muslim lainnya terlihat menyalami tangan sang pastor berjubah putih itu.

Netizen yang menonton video ini turut memuji para umat Muslim dan Katolik yang berbaur menjadi satu dalam kerangka toleransi beragama.

"Apresiasi sekali. Sesama umat dari agama Muslim ikut andil dalam acara ini. Ini menunjukkan toleransi yang sangat tinggi di NTT," tulis @Marcitarose.

"NTT Luar biasa seng ada lawang soal toleransinya," tulis @Telumaprimus.

"Ya Tuhan..ini bentuk persaudaraan yang terindah. Tuhan memberkatimu semua saudaraku," komentar @pane3683 dalam video itu.

Sementara itu akun @tibor.tibor mengajak semua umat untuk mencontohi toleransi yang ditunjukkan umat beragama di NTT.

"Mari semua lapisan masyarakat Indonesia lihatlah betapa hebatnya toleransi di NTT Flores," tulisnya.

Sayangnya, pada video itu lokasi dan identitas pastor tersebut tak disebutkan secara rinci. Pemosting hanya menyematkan nama tempat Flores, NTT.

Meski demikian, aksi toleransi antar umat beragama ini menjadi inspirasi bagi semua umat beragama dimana saja berada.

Sementara itu, toleransi umat beragama di Kotamobagu, Sulawesi Utara juga semakin kuat.

Hal ini terlihat dari para Pemuda Katolik yang melakukan penjagaan di depan Masjid Raya Baitul Makmur Kota Kotamobagu, Jumat (01/12/2023).

Aktivitas penjagaan di depan masjid yang dilakukan oleh para pemuda Katolik tersebut berlangsung saat memasuki waktu salat Jumat.

Terlihat sekelompok pemuda Katolik di Kota Kotamobagu melakukan penjagaan di Masjid Raya saat umat Muslim melaksanakan salat Jumat.

Aksi penjagaan tersebut sebagai bentuk toleransi antar umat beragama di Kota Kotamobagu.

Aktifitas tersebut juga dikawal dan dibantu oleh anggota kepolisian Kota Kotamobagu.

Tidak hanya menjaga keamanan di lingkungan dan depan masjid, para pemuda Katolik juga membantu apar kepolisian untuk mengatur arus lalu lintas.

Mereka juga mengarahkan kendaraan para jamaah yang akan menuju ke masjid.

Finsan Rumagit, salah satu pemuda Katolik Kotamobagu yang menjaga masjid mengatakan bila aksi penjagaan tersebut merupakan wujud solidaritas umat beragama di Kotamobagu.

Dirinya menambahkan bila aksi ini juga bagian dari upaya untuk meredam isu sara agar masyarakat Kotamobagu tidak terpicu konflik seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Kota Bitung.

"Kami hadir di sini untuk menunjukkan solidaritas kita antar sesama umat beragama guna membangun tali persaudaraan dan juga meredam konflik agar tidak terjadi di Kotamobagu," ungkapnya.

Diharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini kerukukanan beragama di Sulawesi Utara, khusunya di Kota Kotamobagu, akan terus terjaga.

Bahkan, bisa menjadi contoh bagi daerah lain, dengan perbedaan namun bisa hidup rukun dan berdampingan.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved