Berita Viral
Viral Kisah Sutikno Miji, Ayah Bunuh Anak demi Selamatkan Keluarga, Pasrah Saat Ditahan Polisi
Viral kisah Sutikno Miji, sosok ayah di Semarang bunuh anak demi melindungi keluarganya. Bapak-bapak itu tampak pasrah saat ditahan polisi.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Kisah ayah bernama Sutikno Miji bunuh anak baru-baru ini viral.
Aksi nekat itu dilakukan karena bapak-bapak itu ingin melindungi keluarga,
Kisah Sutikno Miji bunuh anak sendiri viral usai beredar di sejumlah media sosial.
Kini dirinya pasrah saat ditahan polisi.
Baca juga: Diduga Dianiaya Suaminya, Nenek Berusia 83 Tahun di Situbondo Ditemukan Tewas
Ya, inilah sosok ayah yang bunuh anak kandungnya di Semarang.
Sosok ayah bunuh anaknya diketahui bernama Sutikno Miji (59).
Sutikno menghabisi nyawa putranya.
Bukan tanpa sebab, hal tersebut dilakukan Sutikno karena Guntur kerap mengancam keselamatan keluarganya.
Menurut penuturan pria yang tinggal di RT2 RW1 Tambangan, Mijen, Kota Semarang itu, ia gelap mata dengan tingkah putranya selama ini.
Sutikno mengatakan jika korban mengancam menghabisi nyawa adiknya dan ibu kandungnya.
Hal tersebutah yang membuat Sutikno yang gelap mata melihat tingkah anaknya yang sudah mengancam keselamatan anggota keluarga lainnya.
"Iya, dia (korban) ancam mau bunuh adik dan ibu kandungnya,
maka saya pilih duel sama anak saya demi keselamatan keluarga yang lain," ujar Sutikno dikutip TribunStyle.com dari Tribun Jateng.
Saat itu Guntur pulang kerumah dengan kondisi mabuk.
Ketika di rumah, korban terus meracau hingga adu mulut sama adiknya berinisial JW (18).
Tak diduga, ibu korban atau istri tersangka berteriak meminta tolong kepada tersangka yang sedang membuat sambal di dapur.
"Anak saya itu sudah mabuk selama tiga hari sama ngepil.
Pulang malah mau bunuh adiknya, sempat mau mukul pakai palu.
Saya pisah malah dia ambil pisau di meja mau ditusuk ke adiknya.
Adiknya saya suruh pergi," katanya.
Setelah menyuruh anak dan istrinya menjauh, Sutikno kemudian berduel dengan korban.
Sutikno awalnya hanya ingin melumpuhkan korban agar jera.
Namun ternyata ia tak bisa mengendalikan emosinya dan menghabisi nyawa anaknya itu.
Guntur pun tewas ditangan ayahnya, Sutikno di rumah mereka di RT2 RW1 Tambangan, Mijen, Kota Semarang, Senin, 1 Januari 2024 sekira pukul 15.00 WIB.
"Kami sudah biasa diancam dan dipukuli oleh korban,
ketika kejadian maksud saya hanya melumpuhkan saja,
Saya lupa diri, mau lumpuhkan saja biar tak bikin onar.
Sampai kejadian tak bisa mengendalikan emosi ternyata sampai tak bernyawa," katanya.
Setelah mengetahui anaknya tewas Sutikno segera berlari melapor ke ketua RT dan RW setempat.
Mereka kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.
"Saya pasrah,
Sak kurepe langit sak lumahe bumi,
silakan saya ditahan," ucapnya sembari terisak.

Sebelumnya, ia bahkan sempat mengungsi ke Singorojo, Mijen untuk menghindari konflik dengan anaknya selama tujuh bulan.
Terlebih, anaknya selalu berulah seperti itu sejak usia SMP.
"Saya pulang karena dia kecelakaan setelah sembuh malah berani lagi," tandasnya.
Atas kejadian tersebut, membuat Sutikno Mije akhirnya diamankan polisi.
Dihadapan petugas, Sutikno Miji tak bisa menahan isak tangisnya saat konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Selasa (2/1/2024).
Wakapolrestabes Semarang AKBP Wiwit Ari Wibisono, mengatakan, tersangka Sutikno Miji (59) melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak kandungnya ketika anaknya pulang ke rumah saat mabuk.
Korban membawa pisau mengancam adiknya.
Bapak atau tersangka lantas memukul dengan kayu hingga korban terjatuh lalu dipukul kembali pakai batu hebel.
Ditambah tersangka menginjak perut korban sama kepala dibenturkan ke lantai.
"Hasil autopsi luka paling parah di kepala," katanya.
Dalam kasus ini tersangka dijerat pasal 44 ayat 3 UU RI nomor 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga atau pasal 338 KUHP atau pasal 351 KUHP.
Menurut Wiwit, tersangka tetap melakukan pembunuhan karena melakukan tindakan berlebihan.
Hal itu tampak ketika pisau di tangan korban sudah terjatuh masih dilakukan pemukulan dengan batu hebel dan membenturkan kepala ke lantai.
Di kasus pembunuhan, ia menegaskan, tidak ada restoratif justice, apalagi dalam konteks kasus ini sebenarnya ada langkah lain bisa dilakukan oleh tersangka semisal melapor ke polisi.
"Saya sudah lapor RT RW dan polisi di desa (bhabimkamtibmas) juga sudah tahu.
Namun, gimana pun saya pasrah," timpal Sutikno.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Polres Probolinggo Fasilitasi Penjemputan Nenek Nortaji, Anak Janji Merawat |
![]() |
---|
Nenek Nortaji Bertemu Tiga Anak Kandunya di Panti Jompo Malang |
![]() |
---|
Viral Video Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo, Pemerintah Desa Buka Suara |
![]() |
---|
Anak Diduga Telantarkan Ibu di Probolinggo, Sebut Enggan Merawat |
![]() |
---|
Toko Miras di Malang yang Dipromosikan King Abdi Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.