Berita Viral

Gara-gara Tertawa Lebar, Wanita Harus Masuk IGD karena Tak Bisa Bicara, Kisahnya Viral

Viral di media sosial kisah wanita harus masuk IGD karena tertawa lebar hingga tak bisa bicara dengan normal.

Editor: Luky Setiyawan
TikTok @dr.patrickstar17
Viral di media sosial kisah wanita harus masuk IGD karena tertawa lebar hingga tak bisa bicara dengan normal. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Viral di media sosial kisah wanita masuk Instalasi Gawat Darurat atau IGD karena tak bisa bicara.

Adapun penyebab awalnya adalah karena wanita itu tertawa lebar.

Kisah viral wanita masuk IGD karena tertawa lebar itu dibagikan oleh akun TikTok @dr.patrickstar17.

Diketahui, pemilik akun tersebut adalah Muh Fatur, salah satu konten kreator dan juga dokter di Rumah Sakit Konawe.

Baca juga: Nasib Mujur Vania, Sosok Kasir Minimarket Viral Bisa Bahasa Jepang, Kini Dapat Hadiah Trip Gratis

Dalam keterangan di unggahannya, sang dokter menyebut bahwa pasien masuk IGD karena terlalu ketawa.

"Karena terlalu ketawa berakhir di IGD," tulisnya dalam unggahan tersebut.

Sang dokter bercerita, peristiwa itu terjadi pada malam hari setelah salat isya.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari depan pintu IGD yang diiringi teriakan yang memberi tahu kedatangan pasien.

"Kejadian seperti ini sering terjadi, keluarga histeris ketika mengantar pasien ke rumah sakit walaupun beberapa kondisi pasiennya sebenarnya stabil," terang dokter Fathur, dilansir TribunJabar.id dari Kompas.com.

Karena adanya suara klakson hingga teriakan, sang dokter berpikir bahwa kondisi pasien ini sangatlah darurat.

Kemudian, datanglah pasien perempuan berusia 25 tahun diantar oleh enam orang temannya.

"Tanda-tanda vital normal semua, saat saya tanya pasien tidak menjawab apapun, tidak ada kata yang keluar dan ketika ditanya jawabnya menggunakan isyarat," tuturnya.

Akhirnya, dokter itu pun bertanya kepada teman-temannya yang mengantar.

Ternyata, pasien perempuan itu tiba-tiba tidak bisa tertawa dan berbicara setelah tertawa lebar.

"Akhirnya kita periksa ulang, sama seperti di awal pasiennya hanya menggunakan isyarat, hasil lab juga semua normal," ungkapnya.

"Sepertinya ini bukan gangguan bicara dan, apa memang pasien tidak bisa digoyangkan mulutnya ya?" tandasnya.

Lantas seperti apa penjelasan selengkapnya?

Dislokasi Rahang

Dalam unggahan berikutnya, Fathur menjelaskan, kondisi yang dialami wanita tersebut bukanlah suatu gangguan bicara.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan fisik menggunakan handscoon.

Handscoon adalah sarung tangan yang biasa dipakai oleh tenaga medis agar terhindar dari droplet pasien.

"Saat pemeriksaan fisik, saya minta coba tutup mulutnya. Tapi pasien hanya geleng-geleng seperti mengisyaratkan tidak bisa menutup mulut," ungkap dokter.

Pada akhirnya, diketahui bahwa tulang rahang wanita tersebut bergeser.

Fathur kemudian melanjutkan pemeriksaan palpasi (perabaan) dan mendapati ada bagian nyeri pada sekitar telinga.

Selain itu, ia juga menemukan tonjolan tulang yang sedikit bergeser.

"Untuk memastikannya, saya sampaikan ke pasien dengan coba menjawab pertanyaan dengan anggukan. Ya ke atas dan tidak ke samping," katanya.

Dari pertanyaan itu, diketahui bahwa pasien tersebut sempat membuka mulutnya lebar-lebar hingga terdengar bunyi "klik", seperti ada sesuatu yang bergeser di sekitar pipi.

Atas dasar itu, Fathur mendiagnosis pasien mengalami dislokasi temporomandibular joint/TMJ atau dislokasi rahang.

Dislokasi rahang terjadi ketika posisi tulang rahang bawah bergeser dari kaitannya dengan rahang atas.

Dirujuk ke Spesialis Bedah Mulut

Setelah didiagnosa dislokasi rahang, pasien diarahkan untuk ke Unit Gawat Darurat (UDG).

Pasalnya, dislokasi rahang termasuk dalam kasus darurat yang harus segera dilakukan penanganan lantaran bisa mengganggu jalur napas pasien.

"Saat dokter bedah mulutnya datang, pasien diposisikan tegap dan langsung direposisi kembali rahangnya," terangnya.

Satu jam setelah tindakan dilakukan, ia bersama dengan spesialis bedah mulut melakukan observasi dan pemeriksaan terhadap pasien.

"Dari jauh sebelum saya bertanya, pasien sudah bisa senyum dan kemudian menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan," ungkapnya.

Berkaca dari kasus tersebut, ia mengimbau agar kepada wanita itu untuk tidak membuka mulutnya terlalu lebar saat tertawa, karena kondisi tersebut bisa terjadi secara berulang.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved