Berita Viral
Viral Nasib Pilu Bocah 7 Tahun di Bogor, Dipaksa Ngamen Sampai Malam Hingga Disiksa Ayah Kandung
Viral di media sosial nasib pilu yang dialami bocah 7 tahun di Bogor. Bocah itu dipaksa mengamen sampai malam hingga disiksa oleh ayah kandungnya.
TRIBUNJATIMTIMUR.COM - Viral di media sosial nasib pilu bocah 7 tahun di Bogor.
Bocah itu disuruh ngamen sampai malam hingga disiksa oleh ayah sendiri.
Nasib pilu bocah 7 tahun itu viral usai beredar video di media sosial.
Video tersebut menunjukkan kondisi tubuhnya yang terdapat luka merah lebam.
Baca juga: Fokus Merekam Kereta Lain di Atas Rel, Seorang Anak Justru Tertabrak Kereta Api, Videonya Viral
Diduga luka tersebut merupakan bekas pukulan di area lengan, pundak hingga punggung.
Lantas bagaimana kisah lengkapnya?
Tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya, gadis kecil yang tinggal di Desa Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor tersebut harus berjuang keras.
Setiap harinya dia hanya bisa menahan sakit akibat dianiaya oleh orang tuanya sendiri.
Kasus penganiayaan yang dialami N kini sudah ditangani oleh polisi.
Bahkan, polisi kini telah mengamankan ayah kandung dari bocah tersebut.
"Iya betul, pelakunya sudah kita amankan," kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Teguh Kumara saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (4/2/2024).
Menurutnya, ayah korban saat ini masih diperiksa oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor.
Meski sudha diamnkan, kata dia, status ayah korban belum ditetapkan sebagai tersangka.
"Nanti setelah sudah terbuka, dua alat bukti sudah terpenuhi, dan memang mengarah kepada pelakunya adalah yang bersangkutan, kami naikan statusnya menjadi tersangka," kata AKP Teguh Kumara.
Sementara itu, menurut tetangga korban yakni Darmi bercerita, jika gadis kecil ini kerap kali dipaksa ngamen oleh orangtuanya.
Bahkan, kata dia, saat korban ngamen diawasi oleh ibu tirinya.
"Anaknya ada 2, umur 2 tahun setengah satu laginya orok. Nah ngamen itu semuanya dibawa cuman kan kalau N mah anak tiri," tambahnya.
Ia menduga, gadis kecil tersebut dianiaya lantaran setoran hasil ngamin tak sesuai.
Sehingga, korban mengalami penyiksaan.
"Padahal anaknya baik banget, alim, digebukinnya mah karena setorannya kurang katanya mah," kata Darmi.
Menurutnya, korban N sebelumnya tinggal bersama ibu kandungnya
Namun, sejak beberapa bulan lalu, bocah perempuan itu tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya.
Ia tak mengetahui secara pasti dimana keberadaan ibu kandung korban.
"Kalau dianya ngontrak udah lama, anaknya ini datang ke sini sekitar 6 bulanan pas masuk kelas 1 SD aja," ujarnya,
Kasus Lain: Pelajar Dianiaya Polisi Pakai Senjata, Diberi Uang Tutup Mulut Rp50 Ribu
Sementara itu di lain sisi, seorang pelajar bernama Abdul Aziz Potabuga (17) mengaku dianiaya oknum polisi berinisial TA.
Warga Kelurahan Dutulana Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo itu dipukul menggunakan senjata laras panjang.
Alhasil, Aziz pun mengalami memar di bagian mata kiri dan muntah darah.
Oknum polisi itu panik saat korban mengalami memar dan muntah darah.
Agar Aziz tidak menceritakan hal tersebut, oknum polisi itu memberi uang tutup mulut sebesar Rp 50 ribu untuk Aziz.
Dikatakan Aziz, peristiwa terjadi pada Selasa (30/1/2024) malam sekira pukul 21.00 Wita.
Waktu itu, ia bersama temannya datang ke Universitas Gorontalo.
"Saya dan teman saya ada di rumah dan dapat telfon dari adik teman saya.
Menurut info, adiknya itu dapat masalah saat pertandingan futsal yang digelar di Universitas Gorontalo," ujar Aziz dalam aksen Kotamobagu, Kamis (1/2/2024).
Aziz bersama rekannya segera meluncur ke UG. Lokasinya hanya berjarak beberapa ratus meter.
Sesampainya di gerbang kampus, aziz tidak masuk ke dalam kampus.
"Saya menunggu di dekat perempatan Polres Gorontalo dekat Rasa Es," bebernya.
Tak lama berselang, datang sebuah mobil polisi berwarna hitam.
Sejumlah polisi berpakaian lengkap turun dari mobil.
Oknum polisi berinisial TA lalu menghampiri Aziz.
Tanpa aba-aba, Aziz langsung dibawa ke Mapolres Gorontalo.
Di saat yang bersamaan datang kedua temannya Aziz namun mereka hanya menatap dari kejauhan.
Tiba di Mapolres Gorontalo, Aziz langsung diinterogasi polisi berinisial TA tersebut.
"Saya kaget karena saya ini tidak tau apa-apa," ujar azis kepada TA.
Tak puas jawaban Aziz, TA lantas mengayunkan senjata laras panjang ke dahi Aziz.
"Kamu jangan main-main ya! Begitu komdan bilang," ungkap Aziz.
Azis merintih kesakitan. Senjata itu tepat mengenai mata kirinya.
Setelah melihat memar di mata Aziz, TA membawa Azis ke RS Ainun Limboto.
"Awalnya saya tolak, karena saya fikir efeknya tidak akan separah sekarang," kata Azis.
Azis kemudian diantar TA ke rumahnya.
Atas insiden itu, Azis kemudian mengadukan hal itu ke tantenya Riska Masilu (33).
Riska kala itu sedang menjalani tugas di Puskesmas Gorontalo Utara.
Riska melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polda Gorontalo.
Saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com (Grup TribunTrends.com), laporan telah masuk ke SPKT Polda Gorontalo, dengan nomor STTLP/B/41/I/2024/SPKT/POLDA GORONTALO.
Diberi uang tutup mulut
Usai dihajar TA, Aziz diminta tutup mulut.
Dalam perjalanan pulang, TA meminta Aziz tak buka suara.
TA ingin Aziz mengaku memar di wajahnya bukan karena penganiayaan.
Aziz sontak kaget dan berkata, "Masa begitu, komdan?" kata Aziz menirukan perkataannya kepada TA.
Remaja itu bahkan disuap oleh anggota polisi tersebut.
"Saya juga diberi uang Rp 50 ribu oleh komdan (polisi)," akunya.
Saat di rumah, azis mengaku muntah darah.
Namun menurutnya bukan karena efek dari pukulan.
"Mungkin saya kena maag atau apa begitu," jelas pelajar berusia 17 tahun itu.
Azis lantas menghubungi TA (polisi yang menghajarnya).
TA pun membawa Aziz ke RS Bhayangkara dan mendapatkan perawatan.
Seluruh biaya pengobatan ditanggung TA sebab Aziz mengaku belum punya BPJS Kesehatan.
Kendati demikian, Azis tetap mengadukan hal itu ke tantenya Riska Masilu (33).
Azis tinggal bersama Riska. Orangtuanya saat ini berada di Kalimantan.
"Dia tinggal dengan saya dan saat ini dia sementara sekolah di SMK Teknologi Muhammadiyah Limboto," ungkap Riska.
Riska kemudian melaporkan kejadian yang menimpa keponakannya itu ke SPKT Polda Gorontalo.
"Sudah di periksa dan sudah di visum juga," ucapnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Polres Probolinggo Fasilitasi Penjemputan Nenek Nortaji, Anak Janji Merawat |
![]() |
---|
Nenek Nortaji Bertemu Tiga Anak Kandunya di Panti Jompo Malang |
![]() |
---|
Viral Video Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo, Pemerintah Desa Buka Suara |
![]() |
---|
Anak Diduga Telantarkan Ibu di Probolinggo, Sebut Enggan Merawat |
![]() |
---|
Toko Miras di Malang yang Dipromosikan King Abdi Diperiksa Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.