Novel Triangle of Destiny
Prihatin Tragedi Palestina, Pensiunan PT Telkom Okin Lazuardi Luncurkan Novel Triangle of Destiny
Pensiunan PT Telkom Regional V Jatim Bali Nusra, Mochamad Sholichin Lazuardi atau Okin Lazuardi, meluncurkan novel berjudul Triangle of Destiny
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Pensiunan PT Telkom Regional V Jatim Bali Nusra, Mochamad Sholichin Lazuardi atau yang akrab disapa Okin Lazuardi, meluncurkan novel berjudul Triangle of Destiny.
Novel ini merupakan pegembangan dari cerita pendek karya Okin berjudul Senyum Perpisahan Anthea yang diterbitkan Defamedia Klaten.
"Novel ini juga sebagai salah satu cara saya dalam mengungkapkan rasa keprihatinan terhadap nasib rakyat Palestina yang hingga saat ini diserang oleh Israel," kata Okin, Senin (20/5/2024).
Dia menceritakan, dalam novel yang ditulis dalam waktu tiga bulan tersebut, berdasarkan hasil riset dan wawancara terhadap warga Palestina yang keluarganya terdampak di Gaza, yakni Syekh Ahmed Abu Ajwa yang sekaligus ikut hadir di Launching Novel.
Launching telah dilakukan awal Mei 2024 lalu di Masjid Al Wasathiyah Telkom Landmark Tower Surabaya. Pria kelahiran Surabaya 23 Januari 1966 ini memilih masjid sebagai tempat peluncuran novelnya untuk disaksikan para jemaah sholat ashar.
Meski belum pernah menginjakkan kakinya di tanah yang menjadi tempat peperangan tersebut, Okin sangat percaya diri membuat novel berlatar belakang tragedi di Palestina yang berlangsung hingga saat ini. Syekh Ahmed diceritakan oleh Okin sebagai sosok yang menceritakan kejadian sebenarnya di Palestina sekaligus inspirator dalam menulis novel tersebut.
"Proses pembuatan novel ini terinspirasi dari Syekh Ahmed yang saat ini sedang menyelesaikan studi di FK Unair. Dia bercerita suka duka dengan keluarganya menjadi korban perang," ungkap Okin.
Dari cerita yang digambarkan oleh Syekh Ahmed, Okin menuliskannya dalam balutan kalimat sederhana dan mudah dicerna dari sisi kemanusiaan. Cerita dari narasumbernya tersebut dipadukan dengan data riset di dunia maya sehingga menjadi Triangle of Destiny.
"Saya menggali ide, memetakan nama-nama tokoh mencari dan riset lewat internet juga," tambahnya.
Dia juga mengaku dengan bekal jiwa sastranya memberanikan diri membuat novel tersebut hingga menjadi karya yang siap dipasarkan.
"Novel ini masih terbitan indie, harapannya bisa dilirik penerbit mayor yang lebat besar.Teman-teman banyak yang mendukung, bahkan ada yang bilang bagus buat film. Ya, saya amini saja," terang Okin.
Dia menjelaskan sinopsis di dalam garapan novelnya tersebut menceritakan tiga tokoh fiksi bernama Ahmed, Abadard, dan Anthea, tetapi dikorelasikan dengan kejadian asli di Palestina. Perjalanan Anthea, gadis Israel menemui kekasihnya di Gaza yang tidak mudah, bahkan di tengah konfrontasi perang antara kelompok Yaubil dan tentara Israel tiada henti.
Dalam perjalanannya, Anthea sempat ditangkap dan ditawan pasukan Zionis. Dia hampir dibunuh oleh Abadard, pemuda Palestina yang keras dan fanatik saat di Terowongan Gaza.
"Anthea berhasil selamat karena ada campur tangan Ahmed yang mengenal baik kekasihnya Yabil yang merupakan sahabat kecil Ahmed sesama Al Hafidz," jelasnya.
Namun, Anthea, Ahmed, Abadard dan teman-teman seperjuangan Palestina mengalami tragedi besar saat melangsungkan pesta pernikahan. Sebuah rudal Spike NLOS diluncurkan Zionis, memporak-porandakan bangunan dan seisi gedung tempat pesta berlangsung.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.