Young Ambassador Agriculture
Cetuskan Menabung Kopi, Wanita Muda Lumajang Masuk Nominasi Program Young Ambassador Agriculture
Wanita asal Kecamatan Gucialit tersebut sejak 2019 mencetuskan program Menabung Kopi untuk memberdayakan petani kopi di tempat tinggalnya.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Lumajang - Nur Kholifah masuk nominasi Program Young Ambassador Agriculture yang diinisiasi oleh Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.
Wanita asal Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang tersebut sejak 2019 mencetuskan program Menabung Kopi untuk memberdayakan petani kopi di tempat tinggalnya.
Nur menjelaskan ide pembentukan program Menabung Kopi, berawal dari dirinya melihat kebiasaan petani kopi dalam menyimpan kopi terlalu lama dan tidak terlalu produktif.
"Petani di sini dulunya menjual kalau ada permintaan saja. Ada yang beli baru dijual. Kalau tidak ada disimpan, ini ada kelemahan karena menurunkan kualitas kopinya. Nah ini yang membuat kualitas kopinya kurang bagus dan kurang produktif," ujar Nur ketika ditemui di Balai Kopi Gucialit miliknya, Rabu (29/5/2024).
Baca juga: Pakai Visa Umroh, Rombongan Jemaah Indonesia Diamankan Petugas Saat Hendak ke Makkah
Berawal dari fenomena tersebut, Nur kemudian tercetus untuk membuat pemberdayaan yang bisa mengangkat nama kopi asli Gucialit.
Bersama dengan sang suami Rifqi Zulkarnain, Nur kemudian membuat program pemberdayaan petani yang ia beri nama Menabung Kopi.
Nur menjelaskan skema kegiatan Menabung Kopi, yakni menampung hasil panen kopi para petani untuk kemudian dia olah menjadi produk olahan kopi berkualitas.
"Akhirnya kami tawarkan agar kami simpan dan kami olah untuk kopinya. Jadi kami tidak kulak, kami nanti jual atas kesepakatan harga. Uangnya disimpan juga untuk petani lewat sistem tabungan," beber Nur.
Wanita berkerudung tersebut menerangkan saat ini sudah ada 12 petani yang bergabung dalam program Menabung Kopi. Ia menegaskan petani tidak perlu khawatir akan transparansi lantaran laporan keuangan penjualan kopi selalu disampaikan secara periodik.
Baca juga: Banyak yang Pensiun, Sulit Cari Tenaga Perawat Lansia, ODGJ, dan PMKS di Jatim
"Hasilnya berapa kami sampaikan dengan masing-masing petani ada buku tabungannya. Petani bisa mengambil hasilnya untuk kebutuhan biaya sekolah, melahirkan dan lain-lain. Kita ada waktu 3 bulan baru bisa diambil, tapi kalau terdesak bisa diambil," beber Nur.
Bahu membahu bersama sang suami, Nur kemudian membuat cafe dengan tajuk Bale Kopi Gucialit. Di cafe tersebut, ia mengolah kopi dari petani menjadi beragam produk minuman kopi.
"Kami juga menjual bubuk kopi di berbagai platform online e commerce," katanya.
Pj. Bupati Lumajang Indah Wahyuni berharap agar semakin banyak pemuda di Kabupaten Lumajang mengembangkan ide-ide kreatif dengan mengoptimalkan potensi lokal.
"Menabung Kopi telah memberikan dampak signifikan pada pemberdayaan petani kopi di Gucialit. Mbak Nur Kholifah adalah contoh inspiratif bagaimana seorang pemuda dapat memanfaatkan ide kreatif untuk memajukan daerahnya," pujinya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.