Idul Adha 2024

Jelang Idul Adha, Produsen Tusuk Sate di Jember Kebanjiran Pesanan

Hari Raya Idul Adha mendatangkan berkah bagi sejumlah pelaku usaha. Satu di antaranya bagi pelaku usaha tusuk sate

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Guntur Rahmatullah, produsen tusuk sate di Jember kebanjiran pesanan menjelang hari penyembelihan hewan kurban di Hari Raya Idul Adha 

"Sehingga para ritel pun turut memanfaatkan momen tersebut dan memesan ke saya. Kemudian mereka jual kembali ke pelanggan tokonya," tutur Guntur.

Selain itu, Guntur mengaku juga memasarkan tusuk sate melalui platform digital. Sehingga konsumen dari luar kawasan Besuki Raya juga memesan dalam jumlah lebih besar.

"Ternyata ketika saya jual di marketplace, konsumen itu beli itu bukan satuan. Tetapi grosiran dengan ukuran satu karung. Satu karung berisi 200 bungkus, dan satu bungkus berisi 125 biji tusuk sete," ucapnya.

Berkat penggunaan pemasaran digital, Guntur mengungkapkan konsumen dari luar daerah yang memesan tusuk satenya, rata-rata mereka dari swalayan besar.

Baca juga: Sensasi Ngopi di Tepi Sungai TN Meru Betiri Sambil Belajar Konservasi Hutan

"Untuk wilayah Jawa Timur kemarin, ada dari Surabaya, dan daerah Mataraman seperti Ngawi. Kemudian daerah Jawa Tengah itu ada Sleman, Magelang dan Jakarta Pusat. Setelah saya cek di marketplace, mereka bukan perorangan tetapi swalayan yang beli," ulasnya.

Guntur mengaku tetap membandrol harga Rp 2.500 untuk satu bungkus tusuk sate yang dijual secara online maupun offline. Meskipun jelang hari raya keagamaan umat Muslim ini banjir pesanan.

"Kami tidak menaikkan harga, meskipun sekarang pesanan sedang naik drastis. Sementara untuk harga kiloannya, kami jual  Rp 15.000. Satu kilo isinya kisaran 800 biji," katanya.

Dampak banjirnya orderan ini, Guntur mengaku kekurangan bahan baku bambu. Sebab menjelang Idul Adha ini, berapapun yang dijual pasti dibeli oleh konsumen.

"Seberapa banyak produksinya, pasti habis untuk saat ini. Sementara bahan baku yang kami gunakan adalah jenis Bambu Lampar, karena daging bambunya tebal dan teksturnya lebih kuat ketimbang jenis bambu yang lain," ulasnya.

Dia mengaku sejauh ini, hanya mengambil bambu di kawasan Kabupaten Jember dan Lumajang. Bambu di dua kabupaten ini bisa dipanen secara bergiliran.

"Kami telah memesan bambu milik beberapa masyarakat. Jadi kami memesannya satu persatu, agar ada jeda dari satu titik ke titik lain. Sehingga ketika sudah di titik akhir, saat kembali ke titik awal bambunya sudah besar lagi," ucapnya.

Baca juga: Viral Aksi Nasarius, Sekuriti Pukul Anjing di Plaza Indonesia, Ternyata Hendak Selamatkan Kucing

Sejak membuka usaha rumahan tusuk sate Tahun 2017, dia mengaku telah memperkerjakan sembilan orang, yang semuanya tetangga sekitar. 

"Sembilan orang ini kerjanya di rumah masing-masing. Agar mereka bisa mengurus internal rumah tangga sambil mengerjakan tusukan sate," pungkas Guntur.


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved