Serangan Siber Ransomware
Tips Antisipasi Serangan Siber Ransomware, Waspadai Tautan Berbahaya
Akhir-akhir ini, masyarakat dihebohkan dengan Pusat Data Nasional (PDN) yang mengalami gangguan akibat serangan siber ransomware
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, MALANG - Akhir-akhir ini, masyarakat dihebohkan dengan Pusat Data Nasional (PDN) yang mengalami gangguan akibat serangan siber ransomware. Serangan ke PDN ini berdampak ke sejumlah layanan instansi pemerintah. Satu di antaranya adalah, berdampak terhadap sistem layanan keimigrasian.
Diduga, peretas menyerang dengan ransomware terbaru yang dinamakan LockBit 3.0. Dan diketahui, ada permintaan uang tebusan dari peretas yaitu 8 juta dollar atau sebesar Rp 131 Miliar. Sampai dengan saat ini, pemerintah masih terus berupaya memulihkan PDN.
Bercermin dari peristiwa itu, perusahaan penyedia layanan hosting, domain, cloud dan VPS di Malang, Jagoan Hosting memberikan tips antisipasi mencegah serangan ransomware.
Security Officer Leader Jagoan Hosting, Hendry Yoga Priyanto mengatakan, serangan ransomware biasanya masuk ke perangkat melalui email phishing, tautan berbahaya, atau unduhan yang tidak aman. Setelah terunduh dan terpasang, maka ransomware akan mengunci file-file penting dengan enkripsi yang rumit dan tidak bisa diakses kembali. Dan biasanya, oknum peretas akan meninggalkan pesan dan menuntut untuk membayar uang tebusan.
"Untuk mendapatkan kunci deskripsi dan membuka file, maka peretas mangajukan uang tebusan. Dan setelah memperoleh kuncinya, maka file bisa dibuka dan digunakan. Jadi, ransomware itu semacam malware yang bersifat merusak. Apabila terserang, maka bisa menghambat aktivitas karena kehilangan akses data," bebernya, Rabu (26/6/2024).
Menurutnya, ada berbagai cara penyerangan ransomware. Biasanya, peretas menjangkiti salah satu komputer yang terdapat di dalam network internal perusahaan tersebut. Salah satu cara yang kerap ditemukan adalah, email spam yang berisi sebuah link. Dan saat diklik link tersebut, bisa menjadi salah satu jalan ransomware untuk menjangkiti komputer.
"Selain email, juga ada website yang membuat orang tertarik. Biasanya, mengandung link-link berbahasa. Contoh misalnya adalah, website judi online," tambahnya.
Baca juga: Viral Kursi Roda Pasien Berjalan Sendiri, Diduga Terjadi di RSUD Situbondo
Hal senada juga diungkapkan oleh General Manager Jagoan Hosting Andy Novianto. Dia menuturkan, bahwa setiap orang yang ada di dalam perusahaan baik bagian teknis IT maupun non IT, harus memahami sistem keamanan data.
"Oleh karena itu, harus diberi pemahaman atau knowledge terkait pengamanan data. Dan dalam standar ISO, akses network untuk perusahaan harus memakai jaringan private dan menggunakan sistem perlindungan yang memadai. Disamping itu, harus diberikan pemahaman bagaimana phising bekerja. Sehingga, perlu adanya pencegahan dengan pengamanan baik di sistem maupun di bagian sumber daya manusianya," tandasnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Kukuh Kurniawan/TribunJatimTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.