Berita Jember
25 Orang di Jember Masih Hidup, Tapi Statusnya Adminduknya Sudah Meninggal Dunia
Dispenduk Capil Jember selama 2024 menerima 25 aduan, warga yang masih hidup tetapi status kependudukannya telah meninggal dunia.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil) Jember selama 2024 menerima 25 aduan, warga yang masih hidup tetapi status kependudukannya telah meninggal dunia.
Kepala Dispenduk Capil Jember Isnaini Dwi Susanti mengungkapkan kasus tersebut diketahui, setelah pemilik administrasi kependudukan tersebut protes langsung.
Menurutnya, perubahan status tersebut dari dilakukan oleh anggota keluarga pemilik identitas tersebut. Mereka datang di Kantor Dispenduk Capil Jember dengan membawa surat kematian.
"Ada yang bapaknya dimatiin (adminduknya) oleh anaknya karena bapaknya nikah lagi dan tidak menafkahi keluarganya. Tahunya itu pada saat putrinya mau nikah, ditanya dimana ini walinya. Setelah dilacak, bapaknya datang ke kami bilang kalau masih hidup," katanya, Jumat (19/7/2024).
Baca juga: Deteksi Dini Penularan HIV, Lapas Banyuwangi Tes Mobile VCT
"Saat ditanya kenapa kok datanya dilaporkan mati sama anaknya? Akhirnya ngaku kalau bapak ini tidak menafkahi keluarganya," imbuhnya.
Hal-hal semacam inilah yang membuat data kependudukan di Kabupaten Jember menjadi tidak valid. Meskipun syarat administrasinya telah terpenuhi.
"Syaratnya telah tercukupi ada surat kematian dari desa, terus ada pelapornya, dan ada KK-nya. Kami dilarang untuk memastikan itu aduan itu. Selama syarat tercukupi dan kami yakini itu benar, tentunya kami proses," kata perempuan yang akrab disapa Santi ini.
Oleh karena itu, Santi mengimbau kepada masyarakat Jember untuk selalu mengupdate data kependudukan. Sebab validasi data adminduk sangat menentukan perkembangan jumlah penduduk.
Baca juga: Dibakar Cemburu, Suami Bakar Rumah Istrinya, Mobil dan Enam Motor Ikut Terbakar
"Agar data di negeri ini benar, data Pemkab banar, sehingga tahu jumlah anak yang sekolah, berapa orang yang belum bekerja," urainya.
Mendukung validasi data kependudukan, menurutnya diperlukan kesadaran masyarakat untuk aktif melapor sebab mereka yang lebih tahu kondisi anggota keluarganya.
"Karena yang tahu, kalau putranya sudah tidak SD lagi, pendidikan terakhirnya apa. Apakah sudah menikah, warga itu sendiri yang tahu," paparnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)
Warga Perumahan Grand Permata Indah Jember Ramai-Ramai Jual Rumahnya |
![]() |
---|
Penerbangan Perdana Jember-Jakarta Kembali Ditunda, Kali Ini 23 September 2025 |
![]() |
---|
Lima Warga Jember Diserang Kera Liar di Desa Klungkung, Termasuk Anak dan Lansia |
![]() |
---|
Tambak Udang Tak Punya Izin Tapi Panen 14 Kali, Buang Limbah ke Sungai dan Pasang Pipa Laut Ilegal |
![]() |
---|
Gandakan Kunci Saat Ajari Korban Mengemudi, Dua Pria Curi Mobil di Jember |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.