Berita Probolinggo

Kesaksian Keluarga Janda yang Tewas dan Sepeda Motornya Dibawa Kabur Perangkat Desa di Probolinggo

Hal itu disampaikan Keponakan korban, Nindi Novia Ningsih saat mendatangi Polsek Kraksaan, Selasa (15/10/2024).

Penulis: Ahsan Faradisi | Editor: Haorrahman
zoom-inlihat foto Kesaksian Keluarga Janda yang Tewas dan Sepeda Motornya Dibawa Kabur Perangkat Desa di Probolinggo
TribunJatimTimur.com/Ahsan Faradisi
Keponakan dan kedua anak korban saat mendatangi Polsek Kraksaan untuk dimintai keterangan oleh penyidik, Selasa (15/10/2024).

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Probolinggo - Tidak hanya meninggalkan Yayuk Farida (47), janda 3 anak asal Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo tergeletak tak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal dunia dan membawa sepeda motor korban.

Baca juga: Silaturahmi ke Kantor PCNU, Paslon MUDAH Dapat Masukan dan Aspirasi Membangun Pasuruan

Muhammad Fauzan (28) perangkat Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo juga sempat membuat bingung pihak keluarga korban dengan memberikan informasi palsu tentang keberadaan korban.

Hal itu disampaikan Keponakan korban, Nindi Novia Ningsih saat mendatangi Polsek Kraksaan, Selasa (15/10/2024). Menurutnya, Jum'at (11/10/2024) lalu, korban sempat berpamitan hendak ke pasar untuk belanja.

Namun, kata Nindi, hingga siang hari korban tak kunjung pulang. Meskipun sempat menghubungi melalui pesan singkat WhatsApp, tapi tak lama HP korban sudah tidak aktif lagi dan bahkan sampai sore masih belum ada kabar.

"Setelah maghrib, ibu (Yayuk Farida) memberi kabar kalau sedang berada di Dringu dan minta untuk dijemput. Setelah dijemput, malah tidak ada dan HP nya tidak aktif lagi," kata Nindi sambil menahan tangis.

Baca juga: Sinergi dan Kolaborasi Pemerintah Pusat Dorong Jawa Timur Semakin Maju Sejahtera, Ekonomi Melesat

Beberapa jam kemudian, lanjut Nindi, dirinya dikabari oleh perangkat Desa Wangkal, jika korban berada di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Namun, sesampainya di rumah sakit, tepatnya sekitar pukul 23.00 WIB, korban sudah meninggal dunia.

"Jadi pas saya sama yang lain sampai, ibu sudah ada di kamar mayat di lemari pendingin. Karena memang saat keluar ibu tidak membawa identitas. Setelah selesai dimakamkan, baru keluarga bilang ke polisi kalau HP dan sepeda motor ibu tidak ada," jelasnya.

"Ternyata saat ditangkap, polisi memberitahu foto pelaku memang benar kecurigaan saya, kalau saya curiga ke pelaku ini dan yang membuat bingung keluarga dengan informasi palsu juga pelaku ini," tambah Nindi.

Baca juga: Digitalisasi Beri Dampak UMKM di Surabaya Naik Kelas : Izin Kian Mudah, Pasar Makin Luas

Menurut Nindi, pelaku juga sudah seringkali mengganggu keluarga korban, karena anak kedua korban sebelum berkeluarga tidak mau dan selalu menolak pelaku untuk dijadikan istri. Apalagi, pelaku sudah memiliki istri.

"Mungkin tidak dapat anaknya, ibunya yang diincar. Saya mewakili pihak keluarga berharap pihak kepolisian memberikan hukuman yang seberat-beratnya, kami tidak sempat melihat wajah ibu sebelum meninggal," tuturnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

 

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

 

(Ahsan Faradisi/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved