Berita Jember
Pemdes di Jember Dapat Apresiasil Usai Berhasil Pasarkan Klaster Jeruk Semboro Ke Luar Kota
Pengembangan klaster tanaman buah itu berhasil menembus pasar besar Yogyakarta dan Cirebon.
Penulis: Imam Nawawi | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan penghargaan Desa Brilian terhadap Pemerintah Desa (Pemdes) Semboro, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember atas inovasi budidaya klaster Jeruk semboro.
Pengembangan klaster tanaman buah itu berhasil menembus pasar besar Yogyakarta dan Cirebon.
Tercatat ada sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) di Desa Semboro menjadi petani jeruk klaster Semboro. Hal ini menjadi potensi ekonomi bagi pemangku wilayah setempat.
"Harga jeruk ketika panen raya kurang lebih Rp 5000 per kilo. Dan harga jeruk ketika tidak panen raya kurang lebih 7000 per kilo. Jumlah anggota petani jeruk kurang lebih 50 orang," katanya, Selasa (22/10/2024).
Menurutnya, perputaran uang di sektor tersebut ketika panen raya bisa mencapai Rp 80 juta per hari.
"Sementara perputaran uang ketika tidak panen raya Rp 7-10 juta per hari selama lima bulan," kata Antoni.
Antoni mengungkapkan, Jeruk Semboro merupakan jenis jeruk yang khas. Katanya, buahnya biasanya berukuran besar dan memiliki corak bertekstur.
"Tak seperti buah jeruk kebanyakan lain, yang kulitnta cenderung mulus, jeruk Semboro memiliki corak dalam bentuk bintik hitam," ujarnya.
Dia mengungkapkan, upaya petani dalam pengembangan klaster Jeruk Semboro bisa tembus di Pasar Yogyakarta dan Cirebon. Tidak lepas dari pembinaan BRI terhadap mereka.
"Kehadiran BRI melalui program Klasterku Hidupku ini dinilai sangat membantu. Karena memberikan fasilitas hingga sistem pembayaran yang sanget mudah dan membantu para anggota klaster mengembangkan bisnisnya," tambah Antoni.
Baca juga: Peringati Hari Santri, Cabup Gus Makki Selametan Bareng Santri
Selain itu, lanjut Antoni, perbankan ini juga mengajarkan bagaimana memilih orang dalam pengembangan klaster Jeruk Semboro. Supaya program ini bisa berjalan sukes.
"Memahami karakter-karakter masyarakat sehingga kelompok klaster hanya dipilih dari orang-orang yang memiliki sportivitas tinggi dan mau mengembangkan usaha," ucapnya.
Sementara Ketua Klaster Jeruk Semboro, Iman Sobari mengatakan awal mula, pengembangan tanaman tersebut bermula dari adanya warga Desa Semboro yang mencoba berinovasi untuk pertanian.
"Karena di desa ini sebagian besar masyarakat bertani padi. Dulu sempat jadi perbincangan masyarakat, tentang buah apa yang bisa ditanam. Setelah ada pertani buah jeruk mengelola tanamannya dengan baik dan berhasil, akhirnya masyarakat di sini banyak yang mengikuti,” tambahnya.
Baca juga: Pengusaha BBM di Sidoarjo Kemplang Pajak Rp 2,5 M
Semetara, Pengurus BUMDes Semboro Listika Mei menambahkan tidak semua jeruk klaster ini dijual oleh petani. Sebab sebagian mereka gunakan komoditas ini untuk pupuk.
Tiga Remaja Putri Diterima jadi Mahasiswa Universitas Jember di Usia 16 Tahun |
![]() |
---|
Resedivis Pengedar Sabu di Jember Kembali Ditangkap, Ditemukan Sabu 9,1 Gram dan Senjata Api Rakitan |
![]() |
---|
Mahasiswa KKN di Jember Latih Ibu-Ibu PKK, Jadikan Ampas Tahu Jadi Kerupuk |
![]() |
---|
Bandara Notohadinegoro Penerbangan Jember-Jakarta Diaktifkan, Soft Launching di Hari Kemerdekaan |
![]() |
---|
Buka Cabang Baru di Jember, CIMB Niaga Dukung Pengembangan UMKM dan Pengusaha Perempuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.