Berita Bondowoso

Kue Cucur Kopi di Curahdami Bondowoso: antara Kuliner, BRK, dan Nasehat Tempo Dulu 

Pemilik Warung Joglo, Rika Mimik Handayani, telah membuat sejumlah produk makanan turunan dari kopi.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
zoom-inlihat foto Kue Cucur Kopi di Curahdami Bondowoso: antara Kuliner, BRK, dan Nasehat Tempo Dulu 
TRIBUNJATIMTIMUR.COM/Sinca Ari Pangestu
Pemilik Warung Joglo, Rika Mimik Handayani, telah membuat sejumlah produk makanan turunan dari kopi. Salah satu yang paling banyak mendapatkan pesanan yakni kue cucur kopi ini. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso -  Kopi pada umumnya dinikmati dengan cara diseduh sebagai minuman. Namun, di tangan warga Kelurahan/Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, kopi disulap menjadi kue bernama cucur kopi. 

Kue cucur salah satunya bisa ditemui di Warung Joglo di Kecamatan Curahdami. Di sana, bisa pengelola tidak hanya menyajikan kue cucur kopi, tapi sekaligus menunjukkan cara pembuatannya. 

Pemilik Warung Joglo, Rika Mimik Handayani, telah membuat sejumlah produk makanan turunan dari kopi. Salah satu yang paling banyak mendapatkan pesanan yakni kue cucur kopi ini. 

Baca juga: DPUPR Kabupaten Blitar Tuntaskan Pembangunan 7 Jembatan dan 260 Titik Ruas Jalan Tahun Ini

Ia mengaku terinspirasi membuat cucur kopi ini karena ingin ikut mengenalkan Bondowoso Republik Kopi (BRK). 

Lebih-lebih, Warung Joglonya berada dekat di kaki Gunung Raung. Tempat perkebunan kopi robusta yang telah memiliki Indikasi Geografis dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kemenkum HAM RI.

"Salah satu bentuk dukungan kami ke BRK, men-support dari hulu ke hilir mengemas jadi makanan ringan," ujarnya, Selasa (22/10/2024). 

Menurut wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Pokdarwis Dewi Rengganis itu, cucur kopi buatannya berbahan dasar sama seperti cucur pada umumnya, yakni campuran tepung dan gula. 

Namun, yang membedakan ada tambahan kopi arabika dan robusta di adonan tersebut.

Untuk rasanya, Rika menyebut, seperti rasa capucino karena diberi campuran sedikit susu. 

"Kami ambil kopi robusta dan juga Java Ijennya, itu arabika. Jadi kita blend," terangnya. 

Rika menyebut, pembuatan cucur kopi ini tak hanya sekadar membuat kue nusantara. Melainkan ada filososfi nasehat daripada sesepuh pada zaman dahulu. 

Pada masa dulu di wilayahnya, wanita akan bisa diterima menjadi menantu setelah melakukan 'tes' membuat cucur. Jika cue Cucur buatannya berhasil ada pusar di tengahnya, maka itu disebut berhasil. 

Baca juga: Diduga Akibat Korsleting Listrik, Kafe Dan Gudang Audio di Lamongan Ludes Terbakar

Menurut Rika, jika melihat itu sebenarnya ada pesan tersirat dari para orang zaman dulu. Yakni, agar harus telaten, dan perempuan harus bisa masak.

"Jadi ini turunan dari nenek moyang yang harus dilestarikan," ujarnya. 

Karena itulah, setiap ada wisatawan yang datang ke Kecamatan Curahdami ini, ia mengajak untuk belajar membuat cucur kopi. Mulai dari pembuatan awal, menggoreng, dan disuguhkan di meja untuk dikonsumsi bersama. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved