Berita Bondowoso

Jelang Nataru Stok Minyak dan Gula Aman, Beras Impor di Gudang Bulog  Bondowoso Capai 10 Ribuan Ton

Jelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Perum Bulog Kancab Bondowoso memastikan stok beras, minyak goreng, hingga gula, aman di gudang

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
Pegawai Bulog Bondowoso menunjukkan stok beras impor di Gudang Bulog di Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Jelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Perum Bulog Kancab Bondowoso memastikan stok beras, minyak goreng, hingga gula, aman di gudangnya.

Data dari Bulog, untuk stok beras yang ada di  Gudang Bulog, estimasi di akhir tahun 2024 sekitar 10.750 ton.  Secara terperinci, yakni 6.000 ton beras telah ada di Gudang Bulog. Nanti akan bertambah, 4.750 ton beras impor yang diangkut dua kapal, dan baru masuk 3 hari lalu. Dan dalam waktu dekat juga diperkirakan masih akan ada pengiriman lagi 7.300 ton beras ke Gudang Bulog.

Sedangkan, tercatat untuk stok gula yang dikuasai Bulog masih ada 310 ton, untuk stok minyak goreng masih 68.000 pieces kemasan 1 liter. Terdiri dari dua jenis yakni  Minyak Kita bersubsidi dan minyak komersial.

Menurut Kepala Bulog Cabang Bondowoso, Hesty Retno Kusumastuti, stok beras yag ada di Gudang Bulog merupakan beras import dengan kualitas baik dari Vietnam, Thailand, dan Pakistan. "Kita masih terima handling, beras luar negeri, beras Import. Baik itu Vietnam, atau pun Pakistan," katanya pada TribunJatimTimur.com pada Senin (16/12/2024).

Ia menjelaskan, beras impor tersebut kini berada di tiga Gudang milik Bulog Bondowoso-Situbondo. Yakni, di Gudang Bulog Kembang - Bondowoso, Gudang Bulog Arjasa - Situbondo, dan Gudang Bulog Klatakan - Situbondo.

Beras-beras ini, akan disimpan di Gudang bulog untuk memenuhi penugasan Bulog seperti penyaluran bantuan pangan dan program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), serta operasi pasar jika perlu dilakukan.

Meski pihaknya belum tahu di tahun 2025 jumlah penerima atau pun kapan salurnya bantuan pangan. Namun, kata Hesti, jika berkaca di tahun 2024 ini, untuk kebutuhan beras bantuan pangan tersalurkan dalam 3 kali tahapan dengan total 9 alokasi, secara perhitungan untuk Kabupaten Bondowoso lebih dari 10.500 ton. 

Baca juga: BPBD Bondowoso Gelar Apel Siaga Hidrometeorologi dan Simulasi Evakuasi Gunung Raung

Dan, untuk kebutuhan program SPHP kebutuhannya berkisar 4.000 ton. Ia menjelaskan, dengan stok yang masih aman ini pihaknya siap kapan pun pemerintah daerah hendak melakukam operasi pasar. Namun memang, jika melihat pergerakan harga bahan pokok saat ini tak menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Hal itu diperkirakan karena kemampuan daya beli masyarakat (DBM) masih rendah.

"Barangnya ada, tersedia, tapi daya belinya menurun," ujarnya.

Disinggung tentang banyaknya beras impor, kata Hesti, itu merupakan kebijakan pemerintah pusat. Bulog hanya sebagai operator pemerintah yang ditugaskan oleh Badan Pangan Nasional.

Namun untuk penyerapan gabah dan beras petani Bondowoso - Situbondo, pihaknya kalah bersaing dengan harga di pasaran lokal. Banyak petani yang menjual berasnya pada penggilingan beras lokal yang membeli beras petani lebih tinggi.

"HPPnya (harga pokok penjualan) pemerintah itu Rp 11 ribu, sementara di pasaran itu masih ada yang jual Rp 11.600, atau pun Rp 11.800," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Totok Hariyanto mengatakan, dalam pantuannya memang ada tren naik sedikit atau tidak signifikan. Tapi, kenaikan ini tidak terlalu berpengaruh.

"Jadi pada intinya harga sekarang masih stagnan," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved