Berita Bondowoso

Kisah Ibu Tulang Punggung Keluarga, Rintis Usaha Asesoris Hindu Pekerjakan Lebih dari 100 Perempuan

Melalui usaha yang telah dirintisnya sejak 9 tahun lalu itu, dirinya ingin memberdayakan perempuan agar juga bisa berpenghasilan.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur/Sinca Ari Pangestu
Owner Rina Handmade, Hosrina (kenakan kerudung ungu) saat melihat hasil jahitan pekerjanya. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Di Bondowoso ada UMKM yang khusus membuat kebutuhan asesoris Ngaben dan tempat ibadah Pura yang dikirim ke Bali.

Beberapa produk perlengkapan yang dibuat yakni payung, sabuk, dasi, dan hiasan Idar-idarnya dengan berbagai model.

UMKM tersebut bernama Rina Handmade, yang beralamat di RT 30 RW 05 Desa Kejawan, Kecamatan Grujugan.

Seluruh karyawan Rina Handmade yang jumlahnya 100 orang lebih ini adalah perempuan. Baik yang sudah berstatus ibu rumah tangga atau anak perempuan yang baru saja lulus sekolah.

Menurut Hosrina, Owner Rina Handmade, melalui usaha yang telah dirintisnya sejak 9 tahun lalu itu, dirinya ingin memberdayakan perempuan agar juga bisa berpenghasilan.

Karena hal itu mengingatkan Hosrina yang telah menjadi orang tua tunggal dengan dua anak sejak tahun 1999. Bekerja serabutan, hingga pernah menjadi seorang kuli bangunan di Bali.

"Tidak ada syarat khusus. Asal mau dan jujur. Pulang dari sawah, kalau tidak capek, bisa kerja di sini," jelasnya, Senin (30/12/2024).

Ia menerangkan dalam pembuatan asesoris ini, manik-maniknya didapat dari Bali. Kemudian didesain, dijahit, dan dipercantik di tempat produksinya di Desa Kejawan.

Baca juga: Potensi Persija Gigit Jari, 1 Bintang Incaran Kans Batal Gabung, 1 Sosok Jadi Sebabnya

Ada juga yang dijahit di cabang-cabang, yang tersebar di 11 titik. Seperti di Kelurahan Tamansari, Kelurahan Belindungan, Desa Sukowiryo, dan Desa Tamanan.

Jadi para pekerja ibu rumah tangga itu akan membawa dari tempatnya manik-manik, karton, kain, benang, jarum untuk menjahit di salah seorang rumah koordinator. Dan selanjutnya, setelah jadi akan dikirim di tempat produksi pusat di Desa Kejawan.

"Setelah selesai, kemudian dikirim lagi ke Bali," ujarnya. 

Untuk pengirimannya dilakukan melalui travel, sekitar dua minggu sekali. Untuk sekali kirim dalam satu travel omzetnya mencapai sekitar Rp 170 an juta.

"Jika ada order satu bulan 3 kali kalau tidak ada order 1 bulan sekali," jelasnya pada TribunJatimTimur.com.

Baca juga: Imbas Cedera yang Dialami Rezaldi Hehanussa, Persib Bandung Bawa Pulang Si Anak Hilang

Ia mengatakan usahanya ini dirintis di Bali saat dulu dirinya bekerja sebagai kuli bangunan. Di sana, Hosrina ini punya hampir 40an pekerja.

Dan kini usahanya ini sudah dipusatkan di Bondowoso. Dengan hampir 60 persen modelnya merupakan rancangannya sendiri.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved