Berita Bondowoso

Viral di Medsos Sapi Mati Mendadak, Disnakkan Bondowoso Sebut Bukan PMK Tapi Demam BEF

Peternak di Bondowoso heboh dengan viralnya unggahan di media sosial yang menyebut banyak sapi mati di Kecamatan Pujer

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan dan Perikanan Bondowoso, drh Cendy Herdiawan 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Peternak di Bondowoso heboh dengan viralnya unggahan di media sosial yang menyebut banyak sapi mati di Kecamatan Pujer.

Unggahan di media sosial Facebook group Bondowoso Ijen, tertulis "Sapi Mati. Darurat PMK" disertai dengan foto sapi terkapar. Puluhan komentar menanyakan lokasi kejadian.

Dan ada pula komentar yang juga menambahkan gambar sapinya yang juga mati di Desa Alas Sumur, Kecamatan PujerKabupaten Bondowoso.

Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bondowoso dikonfirmasi melalui Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Disnakkan, drh Cendy Herdiawan menerangkan, tak ada gejala klinis yang mengarah ke PMK dari sapi yang diunggah di media sosial itu, setelah didatangi oleh dokter veteriner di wilayah tersebut.

"Tak ada gejala klinis yang mengarah ke PMK," ujarnya.

Ia menerangkan, akhir-akhir ini sedang banyak kasus Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam tiga hari. Namun karena ditemukan di tengah mencuatnya kasus PMK, masyarakat mengait-ngaitkan hal itu.

Padahal kata drh. Cendy, BEF ini penyakit yang berbeda dengan PMK. Karena itulah, jika ditemukan adanya sapi yang mengalami demam atau pun mengalami gejala-gejala klinis, hendaknya segera melapor kepada petugas Disnakkan.

"Biar tidak berasumsi sendiri, untuk memastikan itu PMK atau bukan. Kalau pun PMK, agar bisa dilakukan penanganan, supaya tidak terlambat," jelasnya.

Ia menegaskan, bahwa yang terpenting peternak jangan panik, karena PMK dan BEF bisa diobati.

Jika menemukan sapi mengalami gejala klinis demam tiga hari, peternak bisa melakukan beberapa cara seperti memberi Labu China atau pepaya namun tidak berlebihan.

"Sambil nunggu petugas bisa juga mengompres sapinya," ujarnya.

Baca juga: Awal Tahun, Tujuh Orang Tersangka Peredaran Sabu Ditangkap di Banyuwangi

Sementara itu, drh. Pandu, Medik Veteriner dari Kecamatan Pujer, mengatakan, setiap hari pihaknya memberikan pelayanan pada masyarakat di Kecamatan Pujer dan Tlogosari. Berdasarkan laporan peternak, memang beberapa ada kasus dengan demam tinggi.

Pihaknya mendiagnosa penyakit BEF, dan suhu badan sapi bisa mencapai 41 derajat Celcius. "Ini menyebabkan sapi ambruk secara tiba-tiba karena heat stress. Karena infeksi virus BEF," terangnya.

Dia mengatakan dari beberapa gejala yang muncul di Kecamatan Pujer pihaknya melihat sedikit sekali tanda-tanda dengan klinis PMK. Karena, pihaknya meyakini hampir di seluruh desa di Kecamatan Pujer sudah tervaksin minimal 2,3 hingga 4 kali.

"Itu sudah merata di seluruh desa. Maka kejadian kematian mendadak seperti yang tersebar di Medsos belum tentu disebabkan PMK," urainya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved