Kuliner
Memilih Kluwek Jadi Kunci Membuat Rawon Sedap, Pastikan Warna Kulit dan Rasa Tidak Pahit
Bagi penyuka rawon dan senang membuatnya, perlunya tahu tips memilih kluwek dari Chef Catur Suryanto ini, supaya rawon nikmat
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Setiap hidangan membawa citarasa yang unik. Seperti rawon dengan kuah hitam yang khas dari kluwek.
Kluwek jadi kunci kenikmatan rawon, hidangan khas Jawa Timur.
Jenis rempah ini bukan hanya menambah tampilan hitam yang khas, tetapi juga menambah aroma dan rasa.
“Rawon ini sebenernya khas dari kluweknya yang mengeluarkan aroma manis gurih. Tastenya memang tersendiri,” ungkap Chef Catur Suryanto, Senin (13/1/2025).
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatinan saat memilih kluwek.
Karena kehadirannya yang dapat mempengaruhi hasil akhir masakan, maka memilih kluwek harus dengan benar.
“Pemilihannya harus pas, karena kalau tidak memilih kadang rasanya pahit,” ungkap Chef Catur.
Pertama saat memilih kluwek juga memastikan daging di dalam kluwek tidak kopong.
Caranya cukup mudah, seperti menggoyangkan isi di dalam kluwek.
Daging kluwek yang baik kerap kali ditandai dengan cangkangnya yang bulat utuh. Selain itu, tidak memilih kluwek dengan cangkang berjamur.
Kemudian, jika kluwek sudah diambil dari cangkangnya pastikan dagingnya berwarna hitam pekat.
Jika warnanya masih tampak cokelat muda, tandanya kluwek masih muda.
Selain warna kluwek, hal lain adalah memastikan rasanya.
Jika isi atau daging kluwek pahit tidak disarankan untuk tidak dipakai memasak.
“Tipsnya, dari cangkangnya bulat bagus. Kalau digeprek dan diincip manis. Kalau pahit segera buang,” ujarnya.
Baca juga: Meningkat Dari Tahun Sebelumnya, Kunjungan Wisatawan ke Banyuwangi 2024 sebanyak 3,4 Juta Orang
“Kluwek selain rawon, kalau di Jawa Tengah buat masakan tulang sapi. Madura untuk bebek madura,” tambahnya.
Tak hanya kluwek, dalam membuat rawon juga penting untuk pengolahan daging.
Chef Catur menyebut, ada banyak macam bagian daging sapi yang bisa menjadi bahan utama. Seperti buntut.
Ia menilai, daging buntut dapat memperkaya kaldu kuah rawon.
“Saya pilih buntut karena bisa mengeluarkan kaldu dari tulangnya. Daging saya rebus satu jam sampai empuk dan kaldunya saya bikin kuahnya,” ungkapnya.
Mengolah buntut, dilanjutkannya, tidak butuh metode yang spesifik. Hanya saja, saat proses perebusan sebaiknya rebus tanpa presto.
“Metodenya dari rebusan. Kita tidak pakai presto. Presto memang mempercepat proses, tapi menurut saya mending alami satu jam-an direbus,” ungkapnya.
Menu rawon ini disandingkan dengan sambal bajak, tempe goreng, telor asin, toge pendek.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Nurika Anisa/TribunJatimTimur.com)
Degan Goreng, Camilan Unik Gombengsari Banyuwangi Perpaduan Gurih-Manis dari Kelapa Muda |
![]() |
---|
Nikmati Bakso Berbumbu Khas Tiongkok di Jember, Pentolnya Dicampur Keju |
![]() |
---|
Mencicipi Kuliner Khas Warung Pak To Tuban, Belut dan Becek Mentok |
![]() |
---|
Nasi Pecel Pincuk Wonk Jenewa, Kuliner Tradisional yang Bertahan di Tengah Modernisasi |
![]() |
---|
22 Tahun Yati Setia Menjajakan Semanggi Surabaya, Bertahan di Tengah Serbuan Jajanan Modern, |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.