Berita Ponorogo

Warga Bongkar Makam di Ponorogo yang Diduga Palsu, Dikhawatirkan Belokkan Sejarah

Makam yang dibongkar tersebut sebelumnya diklaim sebagai makam Mbah Nyai Ageng Condro Warti binti Sayyid Usman Al Yamani.

Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Pramita Kusumangingrum
BONGKAR MAKAM - Lagi, pembongkaran makam dilakukan di Ponorogo, Rabu (30/4/2025) di kawasan makam Ki Ageng Nur Salim di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jatim. Pembongkaran makam ini dilakukan di atas makam yang sebelumnya diklaim sebagai makam dari Mbah Nyai Ageng Condro Warti Bin Sayyid Usman Al Yamani. (Pramita Kusumaningrum/Tribunjatim.com) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Ponorogo — Makam yang berada di kawasan pemakaman Ki Ageng Nur Salim, Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, dibongkar oleh Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Ponorogo. Aksi ini dilakukan karena makam tersebut diduga tidak memiliki dasar sejarah yang kuat dan dikhawatirkan dapat menyesatkan pemahaman masyarakat mengenai tokoh-tokoh penyebar Islam di wilayah tersebut.

Makam yang dibongkar tersebut sebelumnya diklaim sebagai makam Mbah Nyai Ageng Condro Warti binti Sayyid Usman Al Yamani, yang disebut-sebut sebagai istri kedua dari Ki Ageng Nur Salim. Ki Ageng Nur Salim sendiri dikenal sebagai tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Ponorogo dan merupakan ayah mertua dari Ki Ageng Hasan Besari.

Baca juga: Tabungan Tak Jelas, Anggota Koperasi Al Kahfi Resah: Kantor Tutup, Pengurus Tak Bisa Dihubungi

Menurut keterangan warga, makam itu baru dibangun sekitar dua tahun lalu, berawal dari serangkaian mimpi sejumlah warga yang diyakini sebagai petunjuk gaib. Salah seorang warga bernama Haji Daironi kemudian mengundang gurunya, Kiai Amin, yang lantas mengajak seorang mantan kepala desa bernama Mbah Lurah Lamiran untuk menandai lokasi yang dianggap sebagai tempat peristirahatan Mbah Nyai Ageng Condro Warti.

Hariyanto, pemilik lahan sekaligus juru kunci makam, mengaku tidak sepenuhnya yakin dengan klaim tersebut.

“Versinya sih dihipnotis, kemudian ditandai. Lalu dibangunlah makam itu. Saya sendiri tidak begitu yakin dengan nama itu, yang katanya istri kedua Mbah Nur Salim dan mertuanya Mbah Muhammad Besari,” katanya.

Baca juga: OPSI Lain Ganti Tyronne del Pino, Eks Arema FC Bisa Dilirik Persib Bandung, Bobotoh Sudah Goda

Pembongkaran makam ini dilakukan dengan persetujuan dari pemilik lahan dan pemerintah desa. Sejumlah warga tampak menggunakan alat seperti cangkul untuk membongkar struktur makam yang dianggap tidak sah secara historis.

Ketua PWI Laskar Sabilillah Ponorogo, Nanang Saiful Fathoni, menegaskan langkah ini diambil sebagai bentuk kepedulian terhadap pelurusan sejarah Islam lokal.

“Makam ini tidak memiliki catatan sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan. Kekhawatiran kami, jika dibiarkan, akan terjadi pembelokan sejarah. Apalagi di lokasi ini sempat dilakukan ritual yang justru bisa menyesatkan,” ujarnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(Pramita Kusumaningrum/TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved