Pendaki Jatuh di Gunung Saeng

Kisah Operasi SAR Pendaki Gunung Saeng Bondowoso, Tim Hadapi Jurang Curam dan Lantunkan Azan

Operasi pencarian pendaki yang jatuh di Gunung Saeng, Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso menyimpan kisah heroik dan haru

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangistu
PENEMU JENAZAH - Syamsudin Dhuha alias Nyong (kiri), Tim SAR penemu jenazah Fahrul Hidayatullah alias Baim, pendaki Gunung Saeng, Binakal, Bondowoso, Jawa Timur saat berbincang dengan awak media, Kamis (8/5/2025). Nyong, bersama dua anggota Tim SAR bernama Jangkar dan Pay merupakan personel yang pertama kali menuruni jurang dan menemukan tubuh Baim. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, BONDOWOSO - Operasi pencarian dan penyelamatan pendaki yang jatuh di Gunung Saeng, Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menyimpan kisah heroik dan haru. 

Seperti diketahui, operasi SAR (search and rescue) empat hari itu berhasil menemukan tubuh Fahrul Hidayatullah alias Baim (18). Ada banyak pihak yang turut terlibat Operasi SAR itu.

Jangkar, Syamsudin Dhuha, dan Pay, termasuk tiga orang yang terlibat dalam pencarian Baim. Ketiganya merupakan personel yang pertama kali turun ke jurang, lokasi tubuh Baim berada.

Kepada TribunJatimTimur.com, ketiganya berbagi cerita bagaimana pencarian dan penyelamatan itu dilakukan. Meskipun Baim ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Kata 'ngeri' itulah yang pertama muncul saat melihat medan evakuasi.

Sebab medan yang curam, sempit, dan tubuh Baim terdeteksi di jurang kedalaman 150 meter. 

Ketiga orang ini menggunakan seutas tali, menuruni jurang memakai metode rapling.

Ketiganya lantas melakukan orientasi dan pencarian secara kasat mata.

Formasinya terdiri Jangkar yang paling depan, disusul Syamsudin, lalu Pay. 
Ketiganya terus melakukan observasi ke setiap sudut tebing.

Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Ajak Perusahaan di Jatim Kelola Sampah dari Hulu Hingga Hilir

Jangkar menceritakan di jarak 70 meter dirinya menemukan topi warna putih milik penyintas.

"Sekitar 10 meteran ditemukan sepatu lagi. Meski cuma sebelah," kata Jangkar, yang juga merupakan anggota Wanadri ini, ketika berbincang dengan wartawan, Kamis (8/5/2025).

Ia menerangkan, temuan barang ini membuatnya makin yakin bahwa keberadaan penyintas makin dekat.

"Dari situlah saya yakin, keberadaan survivor (penyintas) makin dekat," tutur Ketua APGI (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia) Bondowoso ini.

Namun karena kelelahan, Jangkar meminta anggotanya Syamsudin Dhuha yang karib disapa Nyong untuk melanjutkan observasi.

"Begitu saya mau melanjutkan turun lagi, sekitar 1 meter di bawah ditemukanlah survivor," tutur Nyong, yang juga anggota APGI.

Baca juga: Oknum Polisi Jadi Penyedia Miras di Rumah Kades di Probolinggo yang Sebabkan Dua Orang Tewas

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved