Berita Pasuruan
Menteri Lingkungan Hidup Ajak Perusahaan di Jatim Kelola Sampah dari Hulu Hingga Hilir
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengajak pelaku industri di Jawa Timur untuk mendukung pengelolaan sampah secara menyeluruh
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PASURUAN - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengajak pelaku industri di Jawa Timur untuk mendukung pengelolaan sampah secara menyeluruh.
Tak hanya pada pengelolaan di hilir, perusahaan diharap mengambil andil dalam antisipasi sampah sejak produksi.
Hal ini disampaikan Menteri Hanif ketika berkunjung ke PT Cheil Jedang (CJ), Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (7/5/2025) sore.
Menurutnya, Cheil Jedang sebagai anak perusahaan dari CJ Group asal Korea Selatan memiliki potensi besar dalam pengembangan tersebut.
Di sisi hulu, Menteri Hanif mengajak perusahaan yang bergerak di bidang bioteknologi untuk memperbanyak produksi kemasan ramah lingkungan.
Hal ini bisa mencegah pencemaran lingkungan yang disebabkan timbunan plastik karena sulit terurai.
"Kami ingin mengajak CJ untuk membuat packaging yang bisa terurai di lingkungan. Sesuai arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto), kami melakukan intervensi pengurangan plastik secara serius," kata Menteri Hanif ketika dikonfirmasi Kamis (8/5/2025).
Selama ini, CJ memang memiliki langkah signifikan dalam memproduksi kemasan ramah lingkungan sebagai bagian dari komitmen terhadap prinsip zero waste.
Baca juga: Dukung Program UHC, Dinkes Situbondo Dirikan Rumah Berantas Siap Melayani Masyarakat 24 jam
Cheil Jedang telah mengembangkan dan memproduksi Polyhydroxyalkanoate (PHA) sebagai plastik biodegradable yang dapat terurai di lingkungan laut dan tanah.
Produksi massal PHA ini dilakukan di pabrik bio mereka di Pasuruan, Indonesia, dengan kapasitas awal sebesar 5.000 ton per tahun dan rencana peningkatan hingga 65.000 ton per tahun pada 2025.
Mereka juga telah meluncurkan merek PHACT yang fokus pada material biodegradable, untuk memperluas penggunaan PHA dalam berbagai produk kemasan ramah lingkungan.
Menteri Hanif melanjutkan, Indonesia menghadapi masalah serius dalam pengelolaan sampah domestik.
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2023, sekitar 38,25 pesen dari 38,2 juta ton sampah di Indonesia tidak terkelola dengan baik.
Sampah plastik menyumbang 19,21 persen dari total volume tersebut. Selain itu, impor sampah plastik sering kali membawa limbah yang terkontaminasi atau tidak sesuai dengan perjanjian, yang memperburuk pencemaran lingkungan dan membebani fasilitas pengolahan lokal.
"Karenanya, sejak November 2024, kami menghentikan importasi sampah plastik daur ulang, termasuk yang telah disortir. Sebab, volume sampah domestik yang sangat besar," tandas Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup ini.
Selain di hulu, perusahaan juga bisa mengambil peran dalam pengelolaan sampah di hilir.
Transfer teknologi hingga CSR bisa menjadi alternatif solusi untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah secara optimal sekaligus menggantikan pola tradisional saat ini.
Menteri Hanif mencotohkan, Pemerintah telah melarang praktik pembuangan sampah terbuka (open dumping).
Sayangnya, meskipun sebagai metode pengelolaan sampah tidak ramah lingkungan, praktik ini masih terjadi di beberapa daerah karena keterbatasan infrastruktur dan kurangnya pengawasan.
Pun demikian pula dengan pembakaran sampah tanpa pengendalian atau open burning yang juga dianggap turut menyuplai polusi di daerah.
"Kami telah melarang kegiatan tidak ramah lingkungan seperti open dumping. Ini berbahaya untuk lingkungan," imbuhnya.
Baca juga: Tua-tua Keladi, Inter Milan Bisa Kalahkan Barcelona dan Lolos ke Final Berkat 2 Pemain Veteran
"Dengan berbagai tantangan tersebut, pemerintah ingin mengajak perusahaan untuk kolaborasi. Mulai dari produksi kemasan ramah lingkungan yang tetap terjangkau, CSR dalam pengelolaan sampah, hingga transfer teknologi dengan masyarakat sekitar. Harapannya ini bisa menunjang program KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) pengelolaan sampah yang sebelumnya juga telah disiapkan Pemerintah Pusat," tandas penggagas program "Revolusi Hijau" di Kalimantan Selatan ini.
Pada kunjungan tersebut, Menteri Hanif sempat berdiskusi dengan jajaran direksi PT Cheil Jedang. Di sela pertemuan , Menteri Hanif juga melakukan penanaman pohon di area perusahaan.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(Bobby Koloway/TribunJatimTimur.com)
Menteri Lingkungan Hidup
pengelolaan sampah
Kabupaten Pasuruan
Jawa Timur
TribunJatimTimur.com
Cheil Jedang
sampah
Gebyar Panutan Pajak Daerah 2025, Pemkab Pasuruan Apresiasi Wajib Pajak Teladan |
![]() |
---|
Pekan Raya Pasuruan 2025, UMKM, Budaya, dan Musik Meriahkan Hari Jadi Kabupaten |
![]() |
---|
Kejari Pasuruan Luncurkan Aplikasi Jaga Desa, Edukasi Hukum dan Transparansi Pengelolaan Dana Desa |
![]() |
---|
Pemkab Pasuruan Lindungi 28 Ribu Pekerja Rentan dengan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
Konservasi Air 2025 di Pasuruan, Sinergi Multipihak Jaga Ketahanan Air Brantas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.