Berita Bondowoso

Pasar Hewan Terpadu Bondowoso yang Dibangun Miliaran Rupiah Mangkrak, Dipenuhi Banyak Ilalang

Pasar Hewan Terpadu (PHT) di Desa Locare, Kecamatan Curahdami Bondowoso mangkrak. Pasar tersebut kini dipenuhi  rerumputan dan ilalang.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Sinca Ari Pangestu
MANGKRAK - Kondisi pasar hewan terpadu (PHT) yang mangkrak di Desa Selolembu, Kecamatan Curahdami Bondowoso, pada Kamis (8/5/2025). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso - Pasar Hewan Terpadu (PHT) di Desa Locare, Kecamatan Curahdami Bondowoso mangkrak. Pasar tersebut kini dipenuhi  rerumputan dan ilalang.

Seperti yang terlihat pada Kamis (8/5/2025). Sejumlah fasilitas juga terlihat terbengkalai. Dindingnya  berlumut. Ada juga aksi vandalisme yang dilakukan orang tak bertanggung jawab. Ragam tulisan tak senonoh terlihat jelas di tembok-tembok bangunan.

Baca juga: Wiliam Marcilio Gabung Persib Bandung? 3 Indikasi Jadi Sebabnya, Rival Kans Gigit Jari

Musala terlihat kotor dengan ilalang di kanan kirinya. Tempat tambatan sapi, juga tak luput dari banyaknya tumbuhan liar. Tak terlihat seorang pun melintas di pasar tersebut.

Bangunan di dekat pintu masuk dengan tulisan Rumah Potong Hewan (RPH) terlihat paling bersih.

Ervandi, warga Kelurahan Badean, mengaku pernah melintas di jalan depan pasar, dan pernah hanya melihat rumah potong hewan (RPH) saja yang ada aktivitas.

"Ya keliatan sapi di RPH nya itu, malam keliatannya. Tak banyak orang, hanya yang mengurusi sapa saja," ungkapnya.

Pasar Hewan Terpadu ini dibangun sekitar tahun 2017, dengan anggaran milliaran rupiah. Beberapa kali dilakukan relokasi pedagang sapi di pasar hewan di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Bondowoso ke PHT. Namun, beberapa kali juga terjadi penolakan.

Pj Sekda Bondowoso, Fathur Rozi, mengatakan, memang mangkraknya pasar hewan ini menjadi PR yang harus segera diselesaikan.

Baca juga: Tukang Becak dan Ojek Pangkalan Geruduk Bus Gratis di Stasiun Bojonegoro

Masyarakat enggan ke  Pasar Hewan Terpadu karena akses transportasi sulit, belum ada sistem pendukung yang memadai.

"Ini yang kami pikirkan, bersama teman-teman MUI, dan teman-teman yang lain," ujarnya.

Ia menerangkan, pihaknya kini tengah mengkaji hal ini. Salah satunya, yakni terkait penolakan pedagang sapi.

Karena itulah, pihaknya menegaskan tak melihat dari satu sisi saja. Melainkan dari akses-akses lainnya.

"Itu kan sudah terbangun, kita tak melihat ke belakang tapi melihat ke depan," pungkasnya.

(Sinca Ari Pangistu/TribunJatimTimur.Com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved