Parenting

Berikut Saran Dokter Cara Stimulasi Anak Merangkak di Rumah

Merangkak merupakan salah satu fase tumbuh kembang bayi sebelum akhirnya bisa berjalan, perhatikan tips berikut

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatim.com/Nurika Anisa
BAYI MERANGKAK : Anak merangkak di acara Festival Gerakan Anti Ruam Tunjungan Plaza Surabaya, sabtu (31/5/2025). Dalam acara Festival Gerakan Anti Ruam yang diinisiasi oleh Baby Happy ditujukan untuk meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya menjaga kesehatan kulit si Kecil.  

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Merangkak merupakan salah satu fase tumbuh kembang bayi sebelum akhirnya bisa berjalan.

Namun rupanya tidak semua bayi mengalami fase ini, ada juga bayi yang bisa langsung duduk dan kemudian berdiri tanpa melalui fase merangkak.

Dokter Spesialis Anak Dr. dr. Dian Pratamastuti menjelaskan bahwa, merangkak bukanlah kemampuan koordinasi yang wajib dilalui si kecil, karena merangkak bukan suatu tombak perkembangan penting seperti berdiri.

“Merangkak bukan perkembangan yang wajib bisa, Banyak pasien saya yang bilang anak saya 11 bulan gak bisa merangkak, beranggapan wedi ga iso mlaku. Padahal tidak semua anak mau dan bisa merangkak,” ujarnya kepada TribunJatim, Minggu (1/6/2025).

Ia menekankan bahwa perkembangan bayi tidak bisa dilihat dari fase merangkaknya saja, masih banyak milestone di atasnya yang harus dilalui.

Lebih rinci fase merangkak kerap dilalui pada enam hingga tujuh bulan, lalu duduk pada usia delapan bulan dan berlanjut ke fase lainnya.

Baca juga: Melihat Potensi Peternakan Kambing di Desa Kepuhklagen Gresik, Hasilkan Susu hingga Sabun 

dr. Dian menyebut suatu hal yang normal jika si kecil melewatkan fase merangkak namun sudah bisa duduk lalu berdiri pada usia 10 bulan, titah memegang pagar di usia 12 bulan dan selanjutnya berjalan.

“Stimulasi anak bisa saja dilakukan tapi kadang banyak yang gak mau bayinya. Merangkak skip gapapa, gak bisa gapapa tapi sebaiknya memang tetap distimulasi. Kalau anak ga mau dan ga bisa, orang tua tidak perlu berkecil hati, yang penting anak bisa duduk, bisa berdiri dan jalan ya wes itu normal,” ujarnya.

Meski demikian memberikan stimulasi pada tahapan ini juga sangat penting. Dalam hal ini, orang tua harus aktif menstimulasi gerakan atau latihan untuk membantu bayi belajar berjalan.

“Stimulasi, bukan obat minum. Obatnya dari orang tua,” ujarnya.

Salah satu stimulasinya adalah menggunakan alat permainan push walker, menstimulasi anak mendorong galon berisi beberapa liter air mineral, hingga titah.

“Semakin sering dilakukan, sembuh, obatnya di ibunya yang harus memberikan stimulasi, menuntun. Boleh beli sepatu yang bunyi untuk memberikan semangat, banyak hal bisa dilakukan,” ujarnya.

dr Dian menyebut, perkembangan anak pada usia 0 hingga 2 tahun harus menjadi perhatian para orang tua.

Sebab, pada masa tersebut adalah masa pertumbuhan emas anak untuk fungsi kecerdasan dan tumbuh kembang optimal.

Orang tua juga harus mewaspadai ‘redflag’ pada usia si kecil 12 hingga 24 bulan. Seperti anak tidak bisa berjalan pada usia 18 bulan, berjalan dengan jari kaki, atau sulit naik tangga.

Baca juga: Identitas Ibu Pembuang Bayi di Probolinggo Terungkap, Polisi Tunggu Kondisi Stabil untuk Pemeriksaan

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved