Berita Bondowoso
Ibu-Ibu di Bondowoso Menabung Sampah Anorganik, Dapat Cuan Sekaligus Selamatkan Lingkungan
Sampah-sampah tersebut mereka kumpulkan dan setorkan secara rutin ke Ketua Kelompok, lalu dicatat layaknya tabungan konvensional.
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso – Di tengah tantangan ekonomi dan masalah lingkungan yang kian kompleks, sekelompok ibu rumah tangga di Desa Sumbersalam, Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, menemukan cara unik untuk berkontribusi secara ekonomi sekaligus ekologis, menabung sampah anorganik.
Alih-alih menabung uang seperti kebanyakan orang, para ibu di desa ini memilih menyimpan sampah rumah tangga yang bisa didaur ulang, seperti plastik, kardus, besi, dan kertas bekas. Sampah-sampah tersebut mereka kumpulkan dan setorkan secara rutin ke Ketua Kelompok, lalu dicatat layaknya tabungan konvensional.
Nur Alifa Bahsa, warga Desa Sumbersalam yang aktif dalam kegiatan ini, mengungkapkan bahwa sistem menabung sampah ini sangat membantunya secara finansial.
“Dari sampah-sampah rumah sendiri, saya bisa dapat uang. Disetorkan setiap akhir pekan, lalu dicatat di buku kecil. Nanti total nilainya dihitung jelang Lebaran atau akhir tahun,” jelas perempuan yang akrab disapa Bu Ifa, Minggu (22/6/2025).
Baca juga: Dua Remaja Tenggelam di Bengawan Solo, Satu Ditemukan Sehari Setelah Kejadian
Ia menekankan, sampah yang dikumpulkan bukan berasal dari aktivitas memulung, melainkan hasil konsumsi rumah tangga sehari-hari—seperti bungkus makanan ringan anak-anak dan plastik bekas memasak. Bagi Bu Ifa, menabung sampah menjadi alternatif realistis bagi ibu rumah tangga sederhana yang sulit menyisihkan uang tunai untuk ditabung.
“Kita bukan pemulung. Sampah dari rumah sendiri itu banyak, tinggal dipilah saja. Sampah organik dibuang, yang anorganik ditabung,” ujarnya.
Ide menabung sampah ini dibawa oleh Enawati, Ketua Kelompok Tabungan Sampah, yang sebelumnya tinggal di Kecamatan Tamanan. Setelah pindah ke Desa Sumbersalam, ia mulai mengajak para ibu di sekitarnya melakukan hal serupa.
Baca juga: Gubernur Khofifah Hadiri Wisuda Putranya di Peking University, Beijing
“Awalnya hanya ibu-ibu Dawis (Kelompok Dasa Wisma) yang ikut. Sekarang sudah puluhan orang,” kata Enawati.
Jenis sampah anorganik yang bisa ditabung beragam—mulai dari plastik, besi bekas, botol kaca, kardus, hingga buku-buku lama. Harga jualnya pun bervariasi tergantung kondisi: plastik bersih dihargai Rp3.000 per kilogram, plastik kotor Rp1.500, dan kertas seperti HVS bisa mencapai Rp1.500–Rp2.000 per kilogram.
“Tidak ada batasan jumlah. Berapa pun bisa ditabung, nanti kami yang setor ke pengepul,” tambahnya.
Baca juga: Seluruh Korban Tenggelam di Pantai Pancer Door Pacitan Ditemukan
Bagi Enawati dan anggotanya, kegiatan ini bukan semata tentang mendapatkan uang. Lebih dari itu, ada misi lingkungan yang ingin mereka dorong—yakni meningkatkan kesadaran akan pentingnya memilah dan mengelola sampah dengan benar.
“Sampah anorganik itu susah terurai, jadi kalau dibuang sembarangan bahaya untuk lingkungan. Lewat kegiatan ini, ibu-ibu jadi sadar dan mau memilah sampah,” tuturnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
Menabung sampah anorganik
Ibu rumah tangga Bondowoso
Tabungan sampah plastik
Pemberdayaan perempuan lewat sampah
TribunJatimTimur.com
jatim-timur.tribunnews.com
Didampingi Kejaksaan Perhutani Bondowoso Gandeng 30 Petani Kelola 15 Hektare Hutan di Grujugan |
![]() |
---|
Resmi Diperpanjang 2 Tahun, 17 Mantan Kades di Bondowoso Dilantik Lagi |
![]() |
---|
Ditemukan 21 Kasus Terduga Campak di Bondowoso, Dinkes Fokus Imunisasi dan Pemeriksaan Gratis |
![]() |
---|
Rumah Kita Bondowoso, Tempat Anak Broken Home dan Korban Pergaulan Bebas Menemukan Keluarga Baru |
![]() |
---|
BPBD Bondowoso Terus Salurkan Air Bersih Meski Sudah Turun Hujan, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.