Liga Italia

DNA 'Ular' Hakan Calhanoglu Melekat, Inter Milan Jadi Korban Pengkhianatan Selanjutnya?

Hakan Calhanoglu dikenal sebagai pemain yang memiliki DNA 'ular'. Inter Milan berpotensi jadi korban pengkhianatan sang pemain selanjutnya.

Editor: Luky Setiyawan
legaseriea.it
HAKAN CALHANOGLU - Selebrasi para pemain Inter Milan seusai Hakan Calhanoglu menjebol gawang Lazio dengan skor akhir 6-0, pada pekan 16 Liga Italia Serie A di Stadion Olimpico, Selasa (17/12/2024). Hakan Calhanoglu dikenal sebagai pemain yang memiliki DNA 'ular'. Inter Milan berpotensi jadi korban pengkhianatan sang pemain selanjutnya. (legaseriea.it) 

"Jika membicarakan sepak bola di media sosial, Anda harus mendapat izin dari klub," kata jurnalis sepak bola Italia, Michele Criscitiello, dikutip BolaSport.com dari Tuttomercatoweb.

"Lautaro berbicara sebagai kapten dengan izin klub, dia bisa mengatakan apa yang dia pikirkan."

"Yang tidak bisa diterima adalah kata-kata Calhanoglu, Anda tidak menggunakan media yang tepat untuk sebuah siaran pers."

"Masalahnya dengan pemain ini adalah jika dia mengkhianati Milan, suatu hari dia juga akan mengkhianati Inter, itulah Calhanoglu," ujarnya. 

Proses kepindahan Calha ke Inter pada 2021 silam memang melibatkan konflik juga dengan klub lamanya, AC Milan.

Sudah dianggap idola fan Rossoneri, dia malah menolak untuk memperpanjang kontrak di Milan dan membelot ke rival sekota tanpa biaya transfer sepeser pun.

Sampai saat ini cap pengkhianat yang biasanya diwakilkan simbol maupun emotikon ular kerap ditujukan fan Milan untuk sang pemain.

Ternyata di balik talentanya yang brilian, riwayat buruk Calhanoglu soal pemberontakan terhadap klub sendiri maupun kasus lain sudah terekam sejak lama.

Sportmediaset mengulas bahwa kapten timnas Turki itu lebih sering berpisah secara tidak baik-baik dengan klub yang dibelanya semenjak meroket bersama Hamburg.

HSV mencomotnya saat masih berusia 19 tahun dari klub kasta bawah Bundesliga, Karlsruher SC, pada 2013.

Baru semusim meroket di Jerman, dia sudah bikin masalah dengan Hamburg.

Dalam kondisi masih terikat kontrak lima tahun, Calha menemui perwakilan klub di musim panas dengan membawa sertifikat palsu yang berisi permohonan untuk tidak ikut berlatih selama empat pekan.

Alasannya, dia mengalami tekanan psikologis di media sosial.

Akan tetapi, Calha kemudian mengganti nomor telepon sehingga tak bisa dikontak lagi oleh klub, lenyap dari radar, sampai tiba-tiba dia sepakat untuk pindah ke Leverkusen.

Kariernya di Leverkusen berjalan cukup lancar. Kali ini dia tidak melakukan pembelotan, tetapi tersandung kasus lama saat masuk musim ketiganya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved