TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Jember - Bupati Jember Hendy Siswanto mengikuti rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy secara virtual dari Pendapa Wahyawibawagraha, Rabu (1/3/2023).
Rakor tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Hendy mengatakan saat hingga tahun 2022, Pemkab Jember baru memiliki 184 unit alat ukur bayi berat dan tinggi standar Kementerian Kesehatan.
"Padahal alat ukur antropometri yang kami dibutuhkan ada 2.692 unit. Dan pada tahun 2022 kami baru punya 184 alat ukur standar, tahun 2023 hanya [menambah] 40 unit saja," ujarnya.
Baca juga: Anggaran Rehab Bangunan Pasar Tanjung Jember Mencapai Rp 2,5 Miliar
Menurutnya, minimnya jumlah alat ukur standar tersebut yang membuat data stunting sering kali tak selaras antara hasil survei Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Hasil survei dari Dinas Kesehatan tahun 2022 12.754 balita. Setelah ditimbang prevalensi balita terkena stuting itu ada 7,37 persen," ujarnya.
"Sementara survei yang dilakukan oleh Kemenkes melalui Survei Status Gizi Indonesia 2022 dari 832 rumah tangga yang disurvei, itu 34,9 persen prevalensi stuntingnya," imbuhnya.
Baca juga: Sinopsis dan Link Streaming Drakor Moonshine, Adu Akting Hyeri dan Yoo Seung Ho di Masa Kerajaan
Oleh karena itu, Hendy meminta kepada pemerintah pusat memberikan bantuan alat ukur antropometri balita standar Kemenkes. Supaya data yang dihasilkan untuk menentukan stunting bisa selaras.
"Oleh karena itu, kami mohon Pak Menko, kami dibantu untuk pembelian alat ukur antropometri, sebanyak 2.692 unit, agar kami tidak keliru-keliru lagi," urainya.
(TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi)