TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PASURUAN - Puluhan guru yang tergabung dalam Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Tutur mengukuti
Workshop “Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)” dan Peningkatan Kompetensi Guru dengan Platform Merdeka Mengajar KKMI Kecamatan Tutur, Sabtu (2/12/2023).
Workshop ini digelar di Kampung Pancar Yayasan Si Hijau, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag, Bustanul Arifin mengatakan, workshop ini memang penting dilakukan untuk memperkuat pemahaman teman-teman guru terkait penerapan implementasi kurikulum merdeka (IKM) yang masih baru.
“Kurikulum merdeka ini pada dasarnya memberi kewenangan bapak ibu guru berkreasi dan berinovasi dalam pemberian pembelajaran. Jadi, para bapak ibu guru bisa berkolaborasi dengan muridnya atau anak didiknya untuk menyelesaikan masalah,” kata dia.
Baca juga: Merak Baluran Run Diikuti Ratusan Pelari dari Berbagai Daerah dan Luar Negeri
Dia menyebut, problem di masing - masing mata pelajaran tentu berbeda dan itu bisa dikolaborasikan antara guru dan murid. Sehingga, outputnya, anak didik atau muridnya itu bisa memahami apa yang penting dalam mata pelajaran yang diajarkan tersebut.
“Penerapan IKM ini memang masih optional. kemarin lembaga - lembaga pendidikan dibawah naungan Kemenag Kabupaten Pasuruan dipersilahkan untuk mengajukan IKM sehingga bisa mendapatkan SK pelaksanaan IKM,” tambah Bustanul, sapaan akrabnya.
Menurutnya, di Pasuruan, ada 1.012 lembaga dan 600 lembaga sudah mendapatkan SK untuk penerapan IKM di tahun pelajaran 2023 - 2024 ini. Sebelum mengajukan IKM, lembaga memang wajib menggelar workshop IKM dan beban biaya ditanggung masing - masing lembaga.
“Kalau mengandalkan dari pemerintah, dananya sangat terbatas. Maka dari itu, kami himbau untuk menggelar workshop agar mendapat sertifikat IKM secara mandiri. Termasuk hari ini, workshop difasilitasi oleh anggota dewan, dan ini bermanfaat sekali untuk lembaga,” urainya.
Baca juga: Gubernur Khofifah Bangga Bromo Jadi Taman Nasional Tercantik di Dunia
Kendari demikian, ia mendorong , semua lembaga segera menggelar workshop dan bimtek penerapan IKM sehingga tahun depan, sudah 100 persen lembaga pendidikan dibawah Kemenag mulai RA, MI, MTS dan MA. “Secara keseluruhan, semua guru antusias,” sambungnya.
Secara prinsip, kata dia, kewenangan kurikum IKM, menyederhanakn kurikulum sederhana yang rumit, materi esensial yang utama diberikan. Siswa dilatih memberikan pendapat, lebih kritis, kreatif dan termotivasi mencari solusi atas tantangan pembelajaran yang dihadapi
Yatna Supriyatna, narasumber menyebut, kurikulum merdeka itu sebenarnya kembali ke minat dan bakat guru dan murid itu sendiri. Sehingga, kurikulum ini memudahkan. “Sederhananya, kalau muridnya minat di bidang olahraga jangan dipaksa berlatih menyanyi, dan lainnya,” terangnya.
Baca juga: Pengemudi Motor Unjuk Skill Berkendara di Event Jember Oto Contest Se-Jawa Bali
Manfaat ini tentu menjadi output kurikulum merdeka, yakni investasi jangka panjang yang membangun generasi bangsa dengan karakter dan minat bakatnya murid itu sendiri. Penerapan IKM ini memang dianggap urgent di sekolah karena relevan dengan perkembangan zaman.
Kalau dulu, anak kecil ditanya cita - citanya pasti jawab jadi dokter, TNI, Polisi. Itu karena kurikulum lama. Tapi kalau anak sekarang, jawabannya sudah jadi youtuber, dan lain sebagainya. Jadi kurikulum memang harus berkembang mengikuti modernisasi dan zaman,” sambungnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Galih Lintartika/TribunJatimTimur.com)