Berita Banyuwangi

Intan Ruang Banyuwangi, Tempat Penetasan Telur Penyu Tanpa Pasir yang Mampu Memuat 15 Ribu Butir

Penulis: Aflahul Abidin
Editor: Haorrahman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wiyanto Haditanojo menata telur penyu yang akan ditetaskan di Intan Ruang, Rabu (5/6/2024).

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Wiyanto Haditanojo mengubah salah satu ruangan di kediamannya menjadi tempat penetasan telur penyu tanpa pasir ukuran besar. Ruang tersebut mampu menampung 15 ribu telur penyu sekaligus.

Pendiri Banyuwangi Sea Turtle Fundation (BSTF) menamai ruangan tersebut sebagai inkubator instan (Intan) Ruang. Intan Ruang sebenarnya merupakan pengembangan dari Intan Box, alat penetas telur penyu berbentuk boks dibikin pada 2021 lalu.

"Intan Ruang ini belum lama jadi. Baru digunakan pada musim bertelur penyu tahun ini," kata pria yang akrab disapa Wiwit itu, Rabu (5/6/2024).

Baca juga: Ujicoba Euro 2024 Prancis Vs Luksemburg: Prediksi, Head to Head, Link Live Streaming Siaran RCTI

Musim bertelur penyu di Banyuwangi berbeda di tiap lokasi. Di sepanjang pantai wilayah Banyuwangi kota dan sekitarnya, penyu biasa bertelur antara Maret sampai Juni. Mayoritas penyu yang bertelur adalah jenis lekang (Lepidochelys olivacea).

Wiwit memiliki kepedulian khusus dengan penyu sejak lama. Era 80-an, ia adalah pengekspor ikan hias. Selain ikan, Wiwit juga biasa menjual tukik sebagai hiasan di kolam atau akuarium.

Saat itu, penyu belum tergolong binatang dilindungi. Perdagangannya masih legal. Aturan soal larangan soal perdagangan penyu baru di atur satu dekade kemudian melalui Undang-Undang 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Baca juga: Perkembangan Sanksi Larangan Transfer yang Didapat Persija, Ketum Jakmania Ungkap 1 Fakta

Lambat laun, Wiwit menyadari bahwa habitat penyu mulai berkurang. Ia pun terketuk untuk melestarikannya dengan cara yang ia bisa. Awalnya, Wiwit bergerak sendiri. Namun, dampaknya saat itu belum terlalu signifikan.

Sejak sekitar 2014, Wiwit mulai bergerilya untuk mengedukasi warga sekitar kawasan pantai untuk turut menjaga kelestarian penyu. Salah satu caranya tidak memperjual-belikan telur penyu yang mereka dapat.

Edukasi tersebut tentu tak mudah. Wiwit harus berhadapan dengan warga yang biasa memperjual belikan telur penyu untuk mendapat rupiah. Meksi demikian, Wiwit tak ciut hati. Ia tetap gigih mengedukasi hingga bertahun-tahun. Hasilnya kini, makin banyak warga yang peduli dan memilih untuk bekerja sama dengan Wiwit melestarikan reptil tersebut.

Baca juga: Potensi Tyronne Del Pino Hengkang dari Persib Bandung, 2 Faktor Kans Jadi Penyebabnya

Rabu pagi itu, seorang wanita datang ke rumah Wiwit di Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi sembari membawa sekitar 90 butir telur penyu. Kepada Wiwit, ia meminta agar telur tersebut ditetaskan dengan metode penetasan tanpa telur. Wiwit pun dengan cekatan mewadahi telur tersebut ke beberapa toples yang ia buat khusus.

Toples berisi telur kemudian dimasukan ke salah satu sudut ruangan di rumahnya yang kini berfungsi sebagai Intan Ruang.

Intan Ruang berukuran 1 meter x 4 meter. Sisi kanan-kiri berupa seperti etalase untuk menempatkan toples berisi telur penyu. Ruangan tersebut dilengkapi dengan pengatur suhu dan kelembapan.

Baca juga: Pemkot Pasuruan Beri Bantuan Sembako dan Gerobak Usaha untuk Disabilitas

"Suhunya di atur antara 27,5 hingga 29,5 derajat celcius. Kelembabannya 80 persen. Ini agar yang menetas nanti penyu jantan," tambah Wiwit.

Berdasarkan berbagai penelitian dan jurnal yang Wiwit baca, jenis kelamin penyu yang menetas sangat ditentukan oleh susu dan kelembapannya. Pemanasan global yang terjadi menyebabkan penyu yang menetas di alam mayoritas berkelamin betina.

"Padahal, satu ekor penyu betina membutuhkan enam ekor pejantan agar telurnya bisa menetas," tambah dia.

Halaman
12