TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Sidoarjo – Mendekati pelaksanaan pemungutan suara untuk Pilkada serentak 2024, Bawaslu Sidoarjo mulai melakukan pemetaan terhadap potensi kerawanan di TPS (tempat pemungutan suara). Hasilnya, ada banyak sekali potensi kerawanan di berbagai TPS di Kota Delta.
Pemetaan kerawanan tersebut dilakukan terhadap delapan variabel dan 28 indikator, yang diambil dari 346 desa dan kelurahan di 18 kecamatan di Sidoarjo. Pengambilan data TPS rawan dilakukan selama enam hari, yakni sejak 10 November sampai 15 November 2024 kemarin.
Menurut Ketua Bawaslu Sidoarjo Agung Nugraha, dari pemetaan yang telah dilakukan, sedikitnya terdapat sembilan indikator TPS rawan yang paling banyak terjadi.
Baca juga: Risma Disambut Meriah di Pasar Gorang Gareng Magetan, Dorong Kemandirian Perajin Batik
“Serta ada dua indikator yang tidak banyak terjadi, namun tetap perlu diantisipasi,” ujar Agung melalui keterangan persnya, Rabu (20/11/2024).
Beberapa kerawanan itu, antara lain adalah penggunaan hak pilih atau DPT yang tidak memenuhi syarat. Kedua, tentang keamanan seperti riwayat kekerasan, intimidasi dan atau penolakan penyelengaraan pemungutan suara.
“Yang ketiga adalah politik uang. Kemudian politisasi SARA, Netralitas, logistik, lokasi TPS yang sulit terjangkau atau rawan konflik, dan TPS yang berpotensi terganggu jaringan listrik serta internetnya,” urai Agung.
Rinciannya, tercatat ada 766 TPS dengan DPT yang sudah tidak memenuhi syarat. Seperti meninggal dunia, alih status, dan sebagainya.
Baca juga: Puting Beliung Terjang Kembangbahu, Pasar Desa dan Sejumlah Rumah Rusak
Kemudian ada 620 TPS terdapat pemilih disabilitas yang terdaftar pada DPT di TPS, ada 255 TPS terdapat pemilih pindahan, 171 TPS terdapat penyelenggara pemilihan di TPS yang merupakan pemilih di liar domisili TPS tempatnya bertugas, 69 TPS terdapat potensi pemilih yang tidak terdaftar di DPT setempat, 25 TPS terdapat riwayat pemberian uang, 24 TPS berada di dekat rumah pasangan calon atau tim kampanye, 23 TPS punya riawayat kekurangan atau kelebihan logistik, dan ada 12 TPS berada di lokasi khusus seperti Rutan dan Lapas.
Terkait berbagai potensi itu, Bawaslu mengajak semua pihak untuk meningkatkan mitigasi dan pengawasan agar pemungutan suara bisa berjalan lancar tanpa ganggung. “Kami juga melakukan beberapa kegiatan pencegahan,” lanjut Agung.
Baca juga: Diduga Hasil Illegal Logging, Polisi Kehutanan Madiun Sergap Truk Muatan Kayu Jati
Antara lain dengan melakukan patroli pengawasan TPS rawan, berkordinasi dengan pihak terkait, melakukan sosialisasi dan pendidikan terkait politik uang, berkolaborasi dengan pemantau dan berbagai pihak lain, serta menyediakan posko pengaduan secara online dan offline.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(M Taufik/TribunJatimTimur.com)