Inter menjuarai Serie A dua kali dalam empat tahun terakhir, dan musim ini bersaing untuk titel berikutnya, serta performanya juga stabil di Liga Champions.
Kepindahan dari klub papan bawah ke tim kandidat juara dapat menjadi lonjakan karier yang pesat untuk Idzes.
2. Sistem permainan ideal
Apabila pindah ke Inter Milan (dengan catatan tetap dilatih Simone Inzaghi), Idzes tak akan canggung lagi memainkan perannya di lini belakang.
Secara prinsip, Inzaghi dan Eusebio Di Francesco sama-sama mengandalkan formasi tiga bek sentral.
Kebisaan Idzes menempati semua pos di lini belakang dengan menjadi bek sentral-kanan, tengah, atau kiri, cocok dengan sistem permainan Inter.
Dalam skema Inzaghi, mereka juga rutin melakukan permutasi sesuai kondisi dan kebutuhan di sektor tersebut.
Kompetisi memang bakal sengit di Inter, tetapi padatnya jadwal pertandingan tetap membuka peluang Idzes bersaing demi jatah tampil.
Inter juga pasti membutuhkan kedalaman skuad yang mumpuni dan Idzes bakal menjadi salah satu opsi menarik buat memperkaya pilihan.
3. Belajar dari guru terbaikĀ
Berada di sekolah dan kelas terbaik akan semakin lengkap jika Idzes belajar dari guru terbaik pula.
Di skuad Inter Milan bercokol para defender top dengan berbagai atribut spesial tambahannya.
Mulai dari Alessandro Bastoni dengan distribusi sekelas playmaker, Stefan de Vrij si raja udara, atau Francesco Acerbi dengan man-marking level wahid.
Idzes kerap dipuji berhasil menjinakkan striker elite Liga Italia semodel Romelu Lukaku, Mateo Retegui, hingga Dusan Vlahovic.
Khusus bidang ini, dia bisa lebih banyak menimba ilmu kepada Acerbi, si dedengkot 37 tahun yang biasanya ditugaskan menempel striker tajam di kubu lawan.
Melihat kesuksesan Acerbi bikin frustrasi Erling Haaland hanya sebuah contoh pelajaran langka yang dapat diperoleh Idzes kalau berguru di Inter Milan.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)