Tahun Baru Islam
Tahun Baru Islam di Pacitan, Tumpeng dan Buceng Suci Dilarung ke Laut Lepas
Nelayan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mempunyai cara sendiri menyambut Tahun Baru Islam
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, PONOROGO - Nelayan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur mempunyai cara sendiri menyambut Tahun Baru Islam.
Mereka menggelar tasyakuran laut. Tasyakuran ini dengan cara melarung buceng suci ke laut lepas.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pacitan dan dikemas dalam Festival Nelayan Pacitan yang berlangsung meriah di kawasan Pelabuhan Tamperan, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Rangkaian tradisi diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh nelayan. Doa bersama ini merupakan bentuk ungkapan syukur atas limpahan rezeki dari laut.
Selanjutnya digelar kembul bujono atau makan bersama antara nelayan dan pejabat yang hadir di lokasi, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Wakil Bupati Pacitan Gagarin Sumrambah.
Makan bersama ini simbol kebersamaan dan solidaritas sosial.
Yang menjadi puncak acara adalah arak-arakan buceng suci dan tumpeng menuju tengah laut, yang diikuti puluhan kapal nelayan.
Gelombang tinggi mewarnai acara tasyakuran. Kendati demikian, tidak menyurutkan semangat dan antusiasme peserta.
Baca juga: Keamanan Timur Tengah Tak Menentu, Penyelenggara Umrah di Surabaya Desak Pemerintah Beri Kepastian
Sesampainya di tengah laut, tumpeng dan buceng suci dilarung sebagai bentuk sedekah laut, yang diyakini dapat membawa keberkahan dan keselamatan dalam mencari nafkah di lautan.
“Tradisi ini merupakan wujud syukur masyarakat pesisir yang telah diwariskan turun-temurun,” ungkap Wakil Ketua HNSI Pacitan, Ahmad Andri Hermansyah.
Dia menerangkan tradisi ini rutin digelar setiap awal bulan Muharram sebagai simbol awal yang baik.
Juga harapan agar hasil tangkapan tahun ini lebih melimpah dan membawa keselamatan.
“Ini tidak sekedar wujud perayaan spiritual dan ungkapan syukur nelayan, Festival Nelayan Pacitan juga menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkaya khasanah tradisi maritim di Kabupaten Pacitan,” tegasnya.
Pun menjadi simbol tentang keharmonisan antara manusia dan alam laut yang telah memberikan kehidupan bagi ribuan keluarga nelayan di kawasan pesisir selatan Jawa Timur.
“Kami juga ingin menunjukkan bahwa nelayan bukan sekadar profesi, tapi juga bagian dari budaya dan kehidupan yang patut dihormati,” tambahnya.
Peringati 1 Muharam, Ratusan Santri dan Ustaz di Jember Gelar Kirab Budaya |
![]() |
---|
Di Bawah Guyuran Hujan, Mujahadah Kubro NU Banyuwangi Berlangsung Khidmat |
![]() |
---|
Pawai Obor Lepas Ayam Hingga Tajin Sorah, Tradisi Perayaan Tahun Baru Islam di Bondowoso |
![]() |
---|
Warga Lereng Raung Gelar Selamatan 5 Ribu Tumpeng di Bulan Suro |
![]() |
---|
Bupati Hendy dan Ribuan Warga Pawai Obor di Alun-alun Jember |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.