Kopi Banyuwangi

Panen Raya Kopi Gombengsari Banyuwangi, Harga Tembus Rp 100 Ribu Per Kilogram

Panen kopi di Gombengsari Banyuwangi sangat mengembirakan meningkat 20 persen, dan harganya naik hingga Rp100 ribu/kg.

|
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Aflahul Abidin
PANEN - Warga Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi memanen kopi di kebun rakyat, Selasa (2/9/2025). Tahun ini panen raya membuat petani sumringah. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Petani kopi rakyat di Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, menikmati hasil panen raya yang menggembirakan. Tahun ini, produksi kopi meningkat dengan harga jual yang tinggi, bahkan hingga Rp 100.000 per kilogram.

Desa Gombengsari terletak di kaki Pegunungan Ijen memang dikenal sebagai salah satu sentra kopi robusta di Banyuwangi

Dari total sekitar 700 hektare lahan, sebagian besar ditanami kopi robusta, dan sebagian ekselsa. 

Hamparan kebun kopi rakyat mudah ditemui di sepanjang jalan desa, sering kali berpadu dengan tanaman lain seperti kelapa dalam sistem tumpang sari.

Abdurahman, Sekretaris Kelompok Tani setempat, panen raya berlangsung sejak Juli hingga September. 

Baca juga: Musisi Rege Nyaman Tinggal di Banyuwangi, Salurkan Jiwa Seni di Media Sosial

Dia menjelaskan, harga kopi sempat turun di awal Juli, sekitar Rp 45 ribu–Rp 48 ribu per kilogram (kg). 

“Sekarang harga kopi asalan kembali naik, di kisaran Rp65 ribu–Rp70 ribu per kg. Sementara untuk kualitas terbaik, yaitu petik merah yang sudah tersortir, bisa mencapai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kg,” ujar Abdurahman, Selasa (2/9/2025).

Dari sisi produksi, hasil panen juga menunjukkan tren positif. Jika sebelumnya satu hektare lahan hanya menghasilkan sekitar 8 kuintal kopi, tahun ini rata-rata bisa menembus lebih dari 1 ton per hektare.

“Kenaikan produksi rata-rata sekitar 20 persen. Bisa dibilang tahun ini panen kopi di Gombengsari sangat bagus,” ungkap Abdurahman.

Baca juga: Banyuwangi Gelar Doa Bersama Lintas Agama untuk Kedamaian dan Persatuan

Produksi Kopi Meningkat

Ada beberapa faktor yang mendorong naiknya hasil panen kopi di Gombengsari. Selain cuaca yang mendukung, pola budidaya petani juga semakin membaik. Lonjakan harga kopi dalam dua tahun terakhir membuat petani lebih serius dalam merawat kebunnya.

“Dulu saat harga kopi rendah, perawatan kebun seadanya. Sekarang karena harga bagus, petani lebih rajin membersihkan lahan, memberi pupuk, hingga memangkas cabang tanaman secara rutin. Itu yang membuat produksi meningkat,” jelas Abdurahman.

Mayoritas kopi hasil panen petani Gombengsari masih dibeli tengkulak. Namun tren baru banyak warga mengolah sendiri hasil panen mereka menjadi kopi bubuk atau biji siap seduh.

Baca juga: Dongkrak Daya Saing UMKM, Banyuwangi Sediakan Layanan Desain dan Foto Produk Gratis

Fenomena ini didukung status Gombengsari sebagai desa wisata kopi. Produk olahan kopi dari desa ini semakin diminati wisatawan, termasuk dari mancanegara, yang membeli kopi sebagai oleh-oleh khas Banyuwangi.

“Karena Gombengsari sekarang dikenal sebagai desa wisata kopi, produk kami banyak diminati wisatawan luar negeri. Mereka sering membeli kopi untuk dibawa pulang,” tutur Abdurahman yang juga aktif sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved