Berita Situbondo

Situbondo Tertibkan Puluhan PKL yang Berjualan di Trotoar

Satpol PP Situbondo tertibkan PKL di trotoar kota. Pemkab siapkan lokasi baru agar pedagang tetap bisa berjualan.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Haorrahman
TribunJatimTimur.com/Izi Hartono
PENERTIBAN: Satpol PP Situbondo tertibkan PKL di trotoar kota. Pemkab siapkan lokasi baru agar pedagang tetap bisa berjualan dengan aman dan tertib. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Situbondo - Pemkab Situbondo menertibkan puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di sepanjang trotoar dan bahu jalan di kawasan perkotaan, Selasa (28/10/2025).

Penertiban ini melibatkan tim gabungan dari Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), dan Polres Situbondo. Penertiban tersebut untuk menegakkan aturan pemanfaatan ruang publik sekaligus menjaga ketertiban lalu lintas di sejumlah titik yang kerap dipadati PKL.

Kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Satpol PP Situbondo, Hariana, mengatakan kegiatan ini dilakukan agar para pedagang tidak berjualan di lokasi yang melanggar ketentuan, seperti trotoar dan bahu jalan.

“Kami melakukan penertiban di beberapa titik, termasuk di Jalan WR Supratman, Jalan Kenanga, pintu masuk Alun-Alun, dan kawasan Argopuro,” jelas Hariana.

Baca juga: Ketua DPRD Dorong Sekolah di Pasuruan Jadi Tempat Pendidikan Aman dan Tangguh Bencana

“Tujuannya bukan sekadar menertibkan, tapi juga memberikan solusi dan informasi tentang lokasi yang diperbolehkan untuk berdagang,” tambahnya.

Hariana menjelaskan, Pemkab Situbondo menyiapkan sejumlah area yang dapat digunakan PKL untuk berjualan tanpa mengganggu lalu lintas dan pejalan kaki. Beberapa di antaranya berada di pusat oleh-oleh, Burnik City, dan area Alun-Alun Situbondo.

“Kami mengarahkan para pedagang ke Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopirindag) agar bisa difasilitasi,” ujar Hariana.

Salah satu pedagang di Jalan Kenanga, Tantowi, mengaku kecewa dengan penertiban tersebut. 

Baca juga: Jakmania Ikhlas? Sosok Eks Idola di Persija Santer Dikaitkan dengan Timnas Indonesia

Dia khawatir relokasi akan berdampak pada menurunnya penjualan karena lokasi baru belum tentu seramai tempat lama.

“Saya kecewa, karena di sini tempat saya mencari rezeki. Kalau dipindah, pelanggan saya bisa berkurang,” keluhnya.

“Harapan saya, pemerintah tidak melarang kami berjualan di pinggir Jalan Kenanga,” tambahnya.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

Ikuti saluran whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur

(TribunJatimTimur.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved