Berita Banyuwangi
Kelola Sampah Jadi Kompos, Ibu-ibu Perumahan di Banyuwangi Ciptakan Lingkungan Asri dan Nyaman
"Aktivitas seperti ini sudah berlangsung sejak 2013," kata Ketua Kader Lingkungan, Ester Ni Komang Tiniwadi, Senin (27/2/2023).
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Haorrahman
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Banyuwangi - Puluhan ibu-ibu di RT/RW 02/04 Perumahan Griya Giri Mulya, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi telah bertahun-tahun bersahabat dengan sampah.
Dari rumah dan pekarangan masing-masing, mereka memilih dan memilah sampah organik dan nonorganik. Sampah nonorganik mereka singkirkan. Sementara sampah organik diantar ke tempat pengumpulan untuk dibuat kompos.
"Aktivitas seperti ini sudah berlangsung sejak 2013," kata Ketua Kader Lingkungan, Ester Ni Komang Tiniwadi, Senin (27/2/2023).
Ia bersama puluhan ibu-ibu di lingkungan tersebut baru saja menyelesaikan pembuatan kompos. Mereka tampak rukun bersama-sama mencacah sampah itu dan memasukkannya ke dalam tong tempat penyimpanan.
Baca juga: Sinopsis dan Link Streaming She Would Never Know, Won Jin A dan Ro Woon Jatuh Cinta
Di lingkungan itu, tersedia sepuluh tong. Masing-masing dapat menghasilkan sekitar 20 kilogram (kg) pupuk kompos. Pupuk-pupuk itu mereka manfaatkan untuk merawat aneka tanaman yang ada di sekitar perumahan.
Gang di lingkungan perumahan itu terasa rindang dan asri. Warga memanfaatkan lahan kosong yang berada di antara jalan untuk menanam aneka jenis tanaman. Mayoritas adalah pohon mangga. Selain itu terdapat juga pohon jeruk, sayur-mayur, dan tanaman obat keluarga (toga).
"Warga menyebut taman ini dengan nama Taman Mangga," tambah Komang.
Sebelum mengelola sampah organik menjadi kompos, warga harus membeli pupuk kimia untuk merawat pohon dan tanaman di sana. Mereka menggunakan uang kas untuk keperluan itu.
"Sejak ada pupuk kompos ini, kami tidak perlu membeli pupuk lagi. Hasil pupuk kompos ini lebih dari cukup untuk dipakai," sambungnya.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi Kembali Geber Uang Saku Tiap Hari untuk Pelajar Kurang Mampu
Dengan pupuk kompos dan perawatan rutin, pohon dan tumbuhan di Taman Mangga tumbuh subur. Tiap musim berbuah, taman itu dipenuhi oleh buah mangga yang beraneka jenis.
Buah mangga dari puluhan pohon tak sekadar dikonsumsi pribadi. Buah-buah itu dijual ke tengkulak. Hasilnya dipakai untuk kas warga.
"Tiap musim panen, bisa dapat sekitar Rp 6 juta. Kalau setahun panen dua kali, berarti Rp 12 juta," tambahnya.
Komang bercerita, upaya ibu-ibu menjaga keindahan lingkungan dengan memanfaatkan sampah menjadi kompos berawal dari ketidaksengajaan.
Ceritanya, Pemkab Banyuwangi tengah menggelar lomba "Banyuwangi Bersih" untuk tingkat lingkungan. Dengan modal Taman Mangga, lingkungan di sana berhasil meraih juara satu.
Selain menang, para ibu-ibu juga mendapat pelatihan untuk membuat kompos. Bantuan alat-alat juga datang. Dari sanalah kegiatan membuat kompos berlangsung bingga sepuluh tahun.
| Tanam 3.000 Mangrove dan Lepas 100 Tukik di Banyuwangi Jaga Ekosistem Laut |
|
|---|
| Banyuwangi dan Organisasi Kesehatan Internasional Resmi Jalin Kerjasama Program Care Companion |
|
|---|
| Badan Gizi Nasional Tinjau Program Makan Bergizi Gratis di Banyuwangi |
|
|---|
| Produksi Tempe Sendiri, Narapidana di Lapas Banyuwangi Jual Gorengan |
|
|---|
| Kemenko Kumham Matangkan Pembangunan Kantor Imigrasi Baru di Banyuwangi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.