Berita Lumajang
Pelaku Usaha Bengkel Otomotif Konvesional di Lumajang Ketar-Ketir Hadapi Gempuran Kendaraan Listrik
Pelaku usaha bengkel kendaraan konvensional di Lumajang ketar-ketir dengan masifnya kehadiran kendaraan listrik
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, LUMAJANG - Kehadiran kendaraan listrik secara masif ditanggapi was-was oleh pelaku usaha otomotif kendaraan konvesional.
Pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan Bengkel Sepeda Motor Anugerah Lumajang
Wijen Utomo
mengatakan, motor listrik akan jauh lebih menguntungkan konsumen karena hemat biaya perawatan. Lantaran motor listrik memiliki sedikit komponen yang harus diganti secara berkala, berbeda dengan motor konvensional.
Kata Wijen, perubahan tersebut bisa jadi menggerus omzet jasa servis bengkel otomotif.
"Kami memprediksi ini akan mempengaruhi omzet pelaku usaha otomotif bengkel. Ongkos servis akan lebih murah dan tidak banyak komponen yang diganti secara berkala. Adapun baterai tapi usianya lama sampai 5 tahun baru berganti," ujarnya.
Baca juga: Lirik Lagu Jajalen Aku - Denny Caknan dan Arti dalam Bahasa Indonesia, Lagu dari Album Kalih Welasku
"Lebih ekonomis untuk konsumen namun untuk kerja mekanik akan berkurang juga. Jasa servis akan jauh berkurang. Tapi nanti pinter-pinternya kita agar dapat bertahan," ujar Wijen ketika dikonfimasi, Senin (13/3/2023).
Menurut Wijen, dirinya sebagai pelaku usaha otomotif mau tidak mau harus siap menghadapi perubahan tersebut. Ia mengaku akan belajar kompetensi motor listrik bagi peserta didik.
"Kami akan pelatihan dulu untuk motor listrik. Perubahan ini kami tengah mempersiakan agar bisa siap menghadapi era motor listrik," katanya.
Wijen menilai cara kerja motor listrik tak jauh beda dari motor konvensional secara kelistrikan. Alhasil, adanya motor listrik tidak ditanggapi begitu asing-asing amat baginya.
"Dari segi kelistrikan tidak jauh beda dengan motor konvensional. Dalam motor konvesional, komponen kelistrikannya sudah kami pelajari. Tinggal bagaimana meningkatkan kompetensinya saja," paparnya.
Pria asal Kunir Lumajang ini menjelaskan komponen motor listrik yang paling mahal hanya baterai. Harganya pun 50 persen dari harga jual motor tersebut. Kendati demikian, pergantian baterai menurut Wijen memiliki rentang waktu cukup lama.
"Dari segi komponen batrei memang harus diganti ketika sudah waktunya, usia pakai bisa mencapai 5 tahun. Dan ini komponen baterai tersebut harganya 50 persen dari harga motor listriknya," ungkapnya.
Sementara itu, Wijen menyakini invasi motor listrik hanya tinggal menunggu waktu. Kata dia, motor listrik akan semakin banyak begitu sumber minyak dunia makin menipis.
"Seperti halnya dulu motor injeksi awal-awal muncul, banyak yang menyebut mahal lah, biaya perawatan besar dari motor karburator. Ketika pabrik motor sudah tidak memproduksi karburator, maka akan beralih semua ke injeksi. Nah analogi ini bisa saja terjadi di motor listrik. Semua orang akan beralih ke motor listrik jika pabrikan tidak lagi memproduksi motor konvensional," tutur Wijen.
Di sisi lain, Wijen masih meragukan durabilitas dan kekuatan motor listrik saat digunakan di wilayah terjal dan pegunungan.
"Memang lebih ekonomis, namun jika dipakai di kondisi jalanan seperti sawah dan pegunungan, belum tahu akan sekuat apa," tutupnya.
(TribunJatimTimur.com)
Bupati Lumajang: Banyak Warga Lulus PKH Kini Sukses Buka Usaha Mandiri |
![]() |
---|
Lumajang Gunakan Dana Cukai Rp 1,2 Miliar untuk Pelatihan Kerja |
![]() |
---|
Pernikahan Anak dan Putus Sekolah Masih Marak, Ini yang Dilakukan Pemkab Lumajang |
![]() |
---|
Misteri Pembakaran Nissan Juke di Lumajang Masih Gelap |
![]() |
---|
Mobil Nissan Juke di Lumajang Dibakar Orang Tak Dikenal, Ditemukan Bau Minyak Tanah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.