Berita Lumajang

Filosofi Tawur Agung Kesanga di Pura Mandhara Giri Semeru Lumajang

Ribuan umat Hindu mengikuti Tawur Agung Kesanga di Pura Mandhara Giri Semeru, Lumajang, dengan mengarak dan membakar ogoh-ogoh

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Erwin Wicaksono
Ribuan umat Hindu tumpah ruah mengikuti upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Mandhara Giri Semeru, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang pada Selasa (21/3/2023) malam. 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, LUMAJANG - Ribuan umat Hindu tumpah ruah mengikuti upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Mandhara Giri Semeru, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang pada Selasa (21/3/2023) malam.

17 ogoh-ogoh diarak sepanjang jalanan mengelilingi jalanan sekitar Pura Mandhara Giri Semeru dan berakhir di lapangan belakang pura. Setelah diarak, belasan ogoh-ogoh tersebut dibakar. Karena hujan deras tiba-tiba turun, prosesi pembakaran ditunda sesaat hingga hujan reda. Jalannya ritual akhirnya berlangsung hingga Rabu (22/3/2023) dini hari.

Ketua Pengurus Harian Pura Mandhara Giri Semeru Wiradarma menjelaskan proses Tawur Kesanga memiliki filosofi yang kuat dalam budaya masyarakat Hindu. Simbolisasi menghilangkan pengaruh jahat  direpresentasikan dengan pembakaran ogoh-ogoh.

"Ogoh-ogoh merupakan sebuah simbol dari para Buthakala yang sering mengganggu umat manusia. Kami umat Hindu percaya setelah kita bakar buthakala, kita bisa hidup harmonis dengan sesama manusia dengan alam semesta dan dengan sang pencipta," ujar Wiradarma ketika dikonfirmasi

Setelah Tawur Kesanga, umat Hindu melaksanakan prosesi ibadah nyepi yang dimulai pada Rabu (22/3/2023).

"Kami selanjutnya melaksanakan Catur Brata Penyepian agar terbebas dari gangguan makhluk alam yang tidak nyata dan kita bisa melaksanakan perayaan nyepi dengan tenang," tambahnya.

 


(TribunJatimTimur.com)

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved