Berita Jember

Gubernur Jatim Minta Lulusan SMK Bermental Juragan Bukan Karyawan

Gubernur Jatim Khofifah Indar P meminta lulusan SMK bermental juragan, tidak sekadar karyawan, supaya menjadi pelaku wirausaha

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatimTimur.com/Imam Nawawi
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai membuka Lomba Kompetensi Siswa tingkat SMK se-Jatim di Politeknik Negeri Jember, Selasa (23/5/2023) 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa berwirausaha, untuk meningkatkan daya saing.

Menurutnya , selama ini peserta didik di SMK hanya diajarkan untuk masuk dunia kerja, sehingga mental yang terbangun, ketika lulus bisa jadi karyawan.

"Saya selalu menyampaikan kepada Pak Wahid (Wahid Wahyudi, Kepala Dinas Pendidikan Jatim), agar mental lulusan SMK itu mental juragan, bukan mental karyawan," katanya usai membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK ke-31 se-Jatim di GOR Politeknik Negeri Jember, Selasa (23/5/2023).

Khofifah mengatakan, berdasarkan data Dinas Pendidikan Jawa Timur, ada 38 persen lulusan SMK sudah melakukan wirausaha mandiri.

"Artinya mereka sudah jadi juragan, dan masih ada 49 persen (lulusan SMK), mereka karyawan. Makanya saya kalau masuk di kelas-kelas, selalu mendorong mereka untuk bisa jadi juragan," katanya.

Mantan Menteri Sosial Republik Indonesia ini mengungkapkan baru 13 persen lulusan SMK mau melanjutkan jenjang pendidikan di perguruan tinggi. 

"Maka dari itu, kami lakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi yang memiliki fakultas vokasi," papar Khofifah.

Baca juga: BREAKING NEWS : Sidang Perdana, Wakil Ketua DPRD Jatim Minta Maaf


Khofifah mengakui memang beberapa SMK masih cenderung melakukan indentifikasi siswanya sejak kelas X. Supaya mereka ketika memasuki kelas XII, bisa langsung ditempatkan pada dunia kerja.

"Tetapi saya sering menyampaikan, supaya SMK bisa membangun mental siswanya untuk menjadi juragan, bukan karyawan. Mengingat sekarang trennya kontrak kerja sifatnya jangka pendek," urainya.

Sementara ini, kata dia, tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK tiap tahun mengalami penurunan. Kata dia, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 mencapai 11, 89 persen.

"Sementara tahun 2021 mencapai 9,54 persen, dan tahun 2022 tinggal 6,70 persen. Bahkan data dari Kemdikbud 3,3 persen. Artinya apa lulusan SMK dengan dunia usaha, industri dan dunia kerja semakin matching," paparnya.

Oleh karena itu, Khofifah mendorong SMK, supaya siswanya bisa memiliki ketrampilan dalam mengembangkan usaha mandiri, agar bisa mengelola finansial mereka secara mandiri.

"Supaya bisa mengelola sumber pendapatannya, sehingga suasana kompetitif di antara para siswa itu bisa produktif," ulasnya.

 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved