Mayat Dalam Koper

Pembunuhan Perempuan Koper di Mojokerto, Pelakunya Guru Gitar Korban

Seorang guru gitar ternyata yang jadi pembunuh perempuan yang jasadnya ditemukan dalam koper di sebuah jurang di Cangar Mojokerto

Penulis: Toni Hermawan | Editor: Sri Wahyunik
TribunJatim-Timur.com/Ist-Mohammad Romadoni
Petugas mengevakuasi mayat dalam koper di jurang kawasan Gajah Mungkur, jalur Cangar-Pacet, Kabupaten Mojokerto, Rabu (7/6/2023). 

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Pembunuh perempuan yang mayatnya ditemukan dalam koper di Mojokerto, ternyata dibunuh oleh guru gitarnya. Adalah Rochmat Bagus Apriatma (41) saat diintrogasi polisi mengaku telah membunuh Angeline Nathania (22).

Jasad Angeline dimasukan ke dalam koper lalu dibuang di Cangar, Mojokerto. Pelaku antara korban disebut-sebut memiliki hubungan asmara.

Ilustrasi pembunuhannya seperti ini. Awal Mei lalu, Rochmat menjerat leher korban di sebuah apartemen kawasan Surabaya Timur. Lalu, korban dibuang untuk maksud menghilangkan jejak. Polisi saat ini menyelidiki apakah ada orang lain yang membantu pelaku melakukan kejahatan tersebut.

Di luar dari kronologi kejadian itu, cukup banyak yang bertanya-tanya bagaimana cerita Angeline bisa mengenal Rochmat. Ternyata empat tahun lalu, pelaku pernah menjadi guru ekstrakurikuler musik di sekolah korban. Sepengetahuan Ana Mariana, ibu korban putrinya dan pelaku tergabung dalam satu grup band, kebetulan posisi anaknya menjadi sang gitaris.

Hubungan spesial korban antara pelaku disinyalir kuat selama ini disembunyikan keduanya dari keluarga. Korban ke keluarga tak pernah mengaku sudah memiliki kekasih. Begitu juga dengan pelaku, pasalnya ia sudah memiliki istri dan anak.

"Saya gak ada curiga Angeline punya hubungan dekat dengan pelaku. Karena pelaku sudah menikah," kata Ana.

Kejadian pembunuhan ini diawali pada 3 Mei lalu korban keluar rumah menggunakan mobil X-pander dan pamitan akan mengikuti ujian di kampus. Korban diketahui memang sempat pergi ke sana. Namun, setelah itu korban menghilang secara misterius.

Dua hari berikutnya, keluarga korban memutuskan membuat laporan ke kampus dan polisi. Tersiarlah kabar ada mahasiswi Ubaya pernah melihat korban bersama pelaku berada di sebuah apartemen di wilayah Surabaya Timur. Keluarga pun mengecek informasi itu.

Baca juga: 14 Motor Bodong dari Jakarta dan Pasuruan Diangkut Pakai Truk, Tertangkap di Jalan Tol

Ibu korban bersama saudaranya sempat mengajak pelaku bertemu di wilayah Penjaringan. Pelaku mengaku tidak tahu keberadaan korban. Selang 4 minggu kemudian polisi menjemput pelaku di Malang.

"Ketika diintrogasi polisi baru mengaku. Pelaku kayaknya psikopat karena sama sekali gak ada kayak rasa bersalah ke kami, minta maaf pun tidak," kata Ana.

Motif pembunuhan ini diketahui karena  pelaku ingin meminjam uang korban. Namun oleh korban ditolak. Pelaku nekat diam-diam menggadaikan kendaraan milik korban. Ketika korban marah lalu dibunuh oleh pelaku.

Jenazah Angeline, Kamis (8/6) malam disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya. Bambang Sumarjo, sang ayah ketika ditemui matanya terlihat sangat merah. Dia seakan tak percaya  rencana satu tahun lagi melihat putrinya berdiri dihadapan banyak orang menjalani proses wisuda atas pemberian gelar sarjana hukum Universitas Ubaya ternyata harus terpaksa pupus.


Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur

(Toni Hermawan/TribunJatimTimur.com)

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved