Berita Lumajang
Melihat Aktivitas Tambang Pasir Manual di Aliran Lahar Gunung Semeru di Tengah Risiko Alam
Penambang manual kembali beraktivitas menambang pasca banjir lahar dingin menerjang kawasan lereng Gunung Semeru, demi kebutuhan hidup
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Sri Wahyunik
TRIBUNJATIMTIMUR.COM, LUMAJANG - Para penambang pasir di Desa Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang kembali beraktivitas normal, pasca bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru menerjang.
Seperti terlihat di aliran lahar di lereng Gunung Semeru, Rabu (12/7/2023).
Rahmat (40) petugas salah CV tambang menerangkan jika para penambang pasir di aliran Dam Besuk Sat seluruhnya merupakan tambang manual dengan alat sederhana.
"Penambang di sini menambang tergantung cuaca. Saat cuaca sedang terlihat gelap dan mau hujan semua kendaraan truk tambang dan penambang harus segera naik," ujar Rahmat.
Untuk mendapatkan pasir, penambang di Dam Besuk Sat harus menuruni turunan terjal hingga sampai ke bagian Dam. Kendaraan truk mengambil pasir di area badan Dam dengan menggunakan alat serok sederhana. Sekitar 50 penambang yang menggantungkan nasib di area berisiko tersebut.
Rahmat menceritakan jika banjir lahar dingin Semeru juga menggerus bagian bawah Dam hingga bagian dasar Dam terlihat begitu sangat dalam. Area penambangan hanya berjarak beberapa meter dari jurang yang memiliki cekungan cukup dalam tersebut.
"Penambang di sini tidak menggunakan alat berat. Sehingga durasi menambang juga singkat. Tambang manual andalkan tenaga manusia, jadi hasilnya tidak banyak," bebernya.
Baca juga: Jember Satu-satunya Daerah di Jatim Belum Punya Perda Kebencanaan, Segera Dibahas Tahun Ini
Menurut Rahmat, harga pasir yang diambil dari Dam Besuk Sat saat ini dibandrol dengan harga Rp 130 ribu per dum truk. Kata Rahmat, para penambang di wilayah tersebut hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup.
"Mereka menambang untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup jadi kalau cuaca buruk ya berhenti dulu sementara," ungkap Rahmat.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi memahami apa yang dilakukan para penambang meski melakukan aktivitas di area berisiko. Sejatinya radius 17 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru disarankan tidak ada aktivitas apapun.
"Peraturan harus dipatuhi, namun apabila terpaksa harus ada aktivitas karena terkait perekonomian saya harap mereka tetap mengikuti imbuan dan update informasi dari BPBD dan PVMBG," tutur Patria.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(Erwin Wicaksono/TribunJatimTimur.com)
Gunung Semeru
lahar dingin
Dam Besuk Sat
tambang pasir
BPBD Kabupaten Lumajang
Lumajang
TribunJatimTimur.com
Antisipasi TPPO, Kanim Kelas I Jember Bentuk Desa Binaan Imigrasi di Desa Tempurejo Lumajang |
![]() |
---|
Bupati Lumajang: Banyak Warga Lulus PKH Kini Sukses Buka Usaha Mandiri |
![]() |
---|
Lumajang Gunakan Dana Cukai Rp 1,2 Miliar untuk Pelatihan Kerja |
![]() |
---|
Pernikahan Anak dan Putus Sekolah Masih Marak, Ini yang Dilakukan Pemkab Lumajang |
![]() |
---|
Misteri Pembakaran Nissan Juke di Lumajang Masih Gelap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.